Halo sabahat pembaca kompasiana apa kabar? Sudah beberapa tahun  belakangan ini saya tidak aktif menulis di kompasiana.  Karena  sekarang saya lebih sering berbicara di depan mic alias menyibukan diri  menjadi seorang penyiar radio Dakwah di banding menulis. Padahal  saat saya masih bekerja di Humas PT Kereta Api  Indonesia, menulis adalah pekerjaan wajib yang harus saya jalani.  Mulai dari menulis sairan pers,  bulletin humas ,Tabloid PT KAI dan menulis di kompasiana.
Kenapa saya mau menulis lagi? Dan judul tulisannya kali ini adalah "Tulisan bisa menjadi  doa". Begini ceritanya, saat saya selesai siaran  lalu melanjutkan dengan membuat rekaman insert  motivasi menggunakan computer.  Dan sebelum memulai rekaman entah mengapa saya membuka laman kompasiana dan mulai melihat  tulisan saya.
Nah, ada satu tulisan yang saya baca menarik energy saya untuk menulis. Â Dari tulisan itu saya baru menyadri, Â ternyata sekarang saya bisa bersiaran radio lagi seperti yang saya inginkan dalam tulisan itu. Judul tulisannya adalah kangen siaran radio lagi , ini linknya https://www.kompasiana.com/yosasmat/54f35fdd745513a32b6c7283/kangen-siaran-radio-lagi.
Mengapa tulisan itu saya buat,  karena saat itu saya sudah lama tidak bersiaran radio  sejak saya menjadi pegawai PT Kereta Api Indonesai (KAI).  Saya mulai menjadi penyiar radio sejak tahun 1992, tepatnya 4 bulan setelah lulus SMA.  Saya bekerja  di PT KAI di Jakarta akhir  tahun 1997 dan sejak saat itu saya berhenti siaran radio. Dan akhirnya di tahun 2013 saya pensiun dini dari PT Kereta Api Indonesia.
Tulisan "ingin siaran di radio"  lagi,  saya tulis pada 3 februari 2015 dan luar biasanya lagi ,  Allah SWT mengabulkan doa saya lewat tulisan itu. Saya mulai kembali siaran radio pada  April  2015, hanya selang beberapa bulan saja.
Dari tulisan ini saya ingin mengatakan bahwa sebuah tulisan ternyata juga bisa sebagai sarana pengkabulan doa. Â Mungkin kita tidak menyadari berapa dari teman-teman kita yang suka bercurhat di dalam buku diarynya ternyata ada yang terkabul dari tulisannya. Misalnya, pernah menulis tentang curhatan kriteria pasangan yang diinginkan dan kalau sudah nikah akan segera punya anak dan rumah. Dan ternyata jodoh dan rezekinya sesuai dengan curhatannya masa lalu.
Begitu juga sebaliknya, saat ini banyak orang yang suka memaki dan menjelek-jelekan orang di medsos ternyata beberapa waktu kemudian ada yang melaporkan dan akhirnya berurusan dengan pihak berwajib dan hukumanpun  menanti.
Ayo sahabat, mulailah  bijak dalam membuat sebuah tulisan apalagi di medsos. Dan  tentumya buatlah  tulisan yang ada manfaatnya buat orang banyak.  Sukses ya...@Yos Asmat (Batam, Des 2020)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H