Dhon Jean Ernesto, ini tulisan yang ketiga untuk mu, hari ini tanggal 05 januari 2021, orang-orang masih merayakan tahun baru 2021.
Di tulisan pertama, saya pernah menyebutkan tentang tanggal 05 Januari, hari ini juga sebagai hari kelahiran moyang mu saya meyebutnya sebagai hari lahirnya "pahlawan bagi para perempuan" karena ia adalah seorang perempuan yang banyak membantu perempuan-perempuan untuk melahirkan.
Baiklah ini sedikit riwayat moyangmu.
Adolfina Fik, Â itu namanya, Â ia lahir di pariti tahun 1951. Hari ini tepat ulang tahunnya yang ke 70 hari ini kita semua berbahagia karena di tahun yang ke 70 ini kita masih bisa bersamanya, bahkan sebulan lalu ia masih bisa membantu ibumu untuk dapat melahirkan mu tanpa harus ke rumah sakit untuk bersalin, kau harus menjadi orang yang paling berbagia untuk hari ini.
Yah 70 tahun lalu, moyangmu bukan semerta-merta langsung mendapat talenta membantu orang bersalin, sebelumnya ibu dari moyangmu juga adalah seorang yang pandai membantu orang untuk bersalin.
 Moyangmu adalah anak tunggal ia di ajarkan telaten oleh ibunya, kemanapun ibunya pergi ia selalu berada di samping ibunya termasuk ketika ia membantu orang bersalin.Â
Saat berumur 14 tahun moyang suda telaten membantu orang untuk melahirkan, ketika itu ibu dari moyangmu menyadari bahwa anaknya telah mewarisi talenta yang sama dengannya, sejak saat itu sekitar tahun 60 (atau lebih) ia mulai di panggil kemana-mana untuk membantu orang lain melahirkan, dan ia akhirnya menggantikan ibunya, ketika umurnya mencapai 21 tahun ia menikah dengan moyangmu laki-laki namanya Benyamin Taneo, sifatnya lunak, pendiam, tak banyak bicara, ia hanya akan bicara jika itu menurutnya penting, doakan saya lain waktu bisa menulis tentang moyang laki-laki ini. Â
Saya lanjut lagi, ketika berumur 21 tahun mereka menikah sekitar tahun 71 dan dua tahun kemudian ia melahirkan opamu yang pertama, ketika itu ia dibantu ibunya.Â
Moyangmu melahirkan lima orang anak, empat orang dibantu ibunya, anak yang kelima, adik opamu yang bungsu ia melahirkan tanpa di bantu siapapun, artinya ia kuat, kamu bisa bayangkan bukan?, betapa kuatnya moyangmu ini, Â di tulisan pertama saya pernah menulis bukan?, Â tentang bagaimana susanya seorang perempuan bertaruh nyawa hanya untuk dapat melahirkan seorang anak, Â ia harus menggunting pusar yang terhubung dengan daging si ibu, mengikat, menyuci, memandikan bahkan menggendong dan menyusui, dan kau bisa bayangkan ia melakukannya sendirian, hebat bukan?
Sebelum menulis tulisan ini saya perna bertanya, apa yang di lakukan suaminya, moyangmu laki-laki ketika itu?, ia menjawab "ia hanya duduk di sampingku dan menyiapkan apa yang ku minta".Â
Dan saya bertanya lagi, kenapa tidak memanggil orang lain untuk membantu?, kata moyang "ia tidak mau merepotkan orang lain, selain itu yang ia butuhkan hanya suaminya di samping".Â
Aku terdiam dan itulah kekuatan antar kedua manusia yang saling mencintai melengkapi semua hal mereka lalui berdua. aku iri kepada mereka berdua sekaligus bangga karena menjadi bagian dari mereka berdua, memiliki mereka adalah hal yang paling membanggakan.