Beberapa hari yang lalu saya sempat mengunjungi Gramedia yang berada di Mal Ratu Indah, Makassar. setelah beberapa lama tidak kesana sebelumnya. seperti biasanya ketika ke gramedia tidak syah kalo belum melihat edisi terbaru dari majalah National Geographic Indonesia walaupun dengan sepintas. dan akhirnya saya sempat membeli 1Â karena melihat sampul edisi spesialnya yang kupikir pasti akan menarik dan ternyata tidak mengecewakan isinya. Edisi spesial kali ini mengkhususkan pada tema Murka Alam maka tentunya adalah mengulas tentang bencana-bencana alam yang terjadi di bumi. saya tertarik untuk mengupas tentang badai hurikan. karena menurutku ini cukup menarik mengingat badai jenis ini yang asing kudengar. karena biasanya badai yang acapkali terdengar adalah topan,katrina ataupun taifun. Ternyata badai-badai tersebut (topan,katrina,taifun,hurikan)Â merupakan badai siklon tropis.sedangkan hurikan merupakan sebuah nama yang diambil dari dewa badai kaum indian di karibia. pada tahun 1900 daerah Texas di landa badai hurikan yang sangat dahsyat bermula dari Teluk Meksiko lalu menyapu semenanjung Bolivar dan kemudian meluluh lantahkan Texas hingga jumlah korban mencapai 8.000 orang tewas. tak terbayangkan betapa ngerinya peristiwa ini. kemudian pada september 2008 kejadian ini terulang lagi tidak kalah hebatnya sampai-sampai daerah badai nya seluas pulau kalimantan,untung saja ramalan cuaca serta mitigasi dan antispasi bencana sudah cukup memadai sehingga warga sedikit korban. tapi keadaan kota tetap mencekam sehingga dikeluarkan instruksi dari pemerintah setempat untuk dilakukan evakuasi wajib terutama untuk kota yang terparah yaitu di Galveston dengan 60.000 warga yang di evakuasikan. Inilah sedikit gambaran tentang hurikan yang pernah melanda Amerika.
pertanyaan yang muncul ketika membaca ini adalah kenapa di Indonesia tidak terjadi badai Hurikan ataupun badai-badai lainya? ternyata posisi indonesia yang berada di garis ekuator atau katulistiwa cukup menguntungkan. Badai tropis bergerak berbanding lurus dengan gaya coriolis bumi dimana gaya ini sangat rendah di titik ekuator maka indonesia bukanlah daerah lintasan badai. paling indonesia hanya akan menerima efeknya saja seperti angin kencang, gelombang tinggi dan hujan lebat. Ternyata cukup menguntungkan tinggal di indonesia karena akan terhindar amukan dari Ancaman dari atas (maksudnya angin/badai) tapi tidak untuk ancaman dari bawah (gempa bumi) karena pengaruh pertemuan 3 lempeng tektonik. setidaknya itulah yang bisa saya tarik kesimpulan setelah membaca Edisi ini.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H