Mohon tunggu...
yos agus
yos agus Mohon Tunggu... Full Time Blogger - penikmat kopi dingin , tukang nulis di buyut martorejo.link, my-hubsch.com, dan 5 blog lainnya.

"Cemberut, Belajar, dan akhirnya Bersyukur..."

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Ketika Hari Berakhir

7 Juli 2019   14:43 Diperbarui: 7 Juli 2019   14:48 23
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Hmmm....hari menjelang redup.
Kemana perginya angin, kemana hendak bersandar?

Secangkir kopi masih terseduh sore ini,
bersama nikmatnya harum klapa,
bersama manisnya hari lalu.
Akankah semua itu pergi?
entahlah, mungkin itu yang terbaik.

Hari menjelang redup..cahaya-pun seperti lelah.
Sambil menghitung langkah kakiku,
eh..ternyata,
tak ada kekuatan untuk memikirkanmu.

Sesekali menghela, ingatanku kembali ke masa itu.
Masa dimana kejujuran, kepolosan dan tak berprasangka masih memeluk hangat...
Tapi itu dulu, sudah dulu sekali!
Kini..entah siapa yang mendahului melenyapkannya.
aku..kamu..atau..
ah sudahlah!

Temaram sudah hampir tenggelam,
Dan akupun ingin sekali bersandar.
Ya..aku ingin rasakan teduh-NYA,
merasakan kehangatan yang bukan darimu.
Karena esok,
ufuk timur bukan untuk kita lagi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun