Hmmm....hari menjelang redup.
Kemana perginya angin, kemana hendak bersandar?
Secangkir kopi masih terseduh sore ini,
bersama nikmatnya harum klapa,
bersama manisnya hari lalu.
Akankah semua itu pergi?
entahlah, mungkin itu yang terbaik.
Hari menjelang redup..cahaya-pun seperti lelah.
Sambil menghitung langkah kakiku,
eh..ternyata,
tak ada kekuatan untuk memikirkanmu.
Sesekali menghela, ingatanku kembali ke masa itu.
Masa dimana kejujuran, kepolosan dan tak berprasangka masih memeluk hangat...
Tapi itu dulu, sudah dulu sekali!
Kini..entah siapa yang mendahului melenyapkannya.
aku..kamu..atau..
ah sudahlah!
Temaram sudah hampir tenggelam,
Dan akupun ingin sekali bersandar.
Ya..aku ingin rasakan teduh-NYA,
merasakan kehangatan yang bukan darimu.
Karena esok,
ufuk timur bukan untuk kita lagi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H