Korsel yang merupakan salah satu wakil Asia di perhelatan piala dunia Rusia membawa misi khusus yakni dapat lolos dari fase group F.
Namun melihat lawan-lawan Korsel di grop F ini, nampaknya perjuangan berat bakal meraka hadapi mengingat di group tersebut ada juara bertahan Jerman dan dua tim kuda hitam Meksiko dan Swedia.
Tapi walau bagaimanapun juga yang namanya pertandingan bola, hasil apapun bisa terjadi mengingat berbagai faktor kadang mempengaruhi penampilan setiap tim di pertandingan mereka.
Mencermati kiprah Korsel di setiap gelaran piala dunia memang menarik, apalagi tim ini pernah mencapai titik tertinggi yakni semi-finalis piala dunia 2002 silam.
Namun nampaknya prestasi tersebut susah untuk di gapai dan itu terbukti hingga perhelatan piala dunia 3 kali berikutnya, mereka harus gagal di babak kedua ataupun fasebabak penyisihan group di kejuaraan tersebut.
Korsel sebenarnya memiliki tradisi tim dengan koordinasi mumpuni dan juga sering melahirkan pemain bintang di setiap tahunnya. Ini bisa kita lihat mulai dari Cha bum kun,hong myong boo,park ji sung hingga son heung min dan masi ada beberapa lagi.
Mereka semua adalah pemain bintang di berbagai klub Eropa dan sudah mengenyam prestasi berlaga di ajang piala dunia pada era masing-masing, namun menarik di cermati bahwa kecemerlangan mereka ternyata tidak membawa dampak yang menjanjikan bagi timnas-nya. Ini terbukti dengan prestasi mereka di piala dunia dan khusus untuk Park ji sung, ternyata si-Park juga belum jadi bintang saat Korsel berhasil meraih prestasi semi finalis world cup 2002.
Momen seru nonton bola bareng.
Dan menaksir peluang Korsel di piala dunia Rusia 2018, nampaknya juga akan bernasib 11-12 dengan prestasi sebelumnya. Ini tentu bukan do'a saya melainkan dari hasil laga pertama yang harus menelan kekalahan saat meladeni permainan Swedia dengan skor tipis 0-1.
Melihat permainan Korsel di laga tersebut, nampaknya mereka sangat kesulitan dalam menerapkan koordinasi tim sehingga permainan tidak berkembang dan cenderung berat sebelah.
Penguasaan bola yang sangat lambat di tambah begitu seringnya para pemain kehilangan bola, juga menjadi salah satu faktor bagaimana mereka akhirnya harus kalah dari Swedia.
Versus Meksiko.