Sekerut dahi terangkat hampiri senja,
Seperti terseok-tegap terlahap nafsu.
Sebentar kau tarik nafas berat,
Sesekali kau buka genggaman hampa-mu.
Langit sudah hampir teduh saat aku terhenyak,
semilir angin sudah bawakan aku tangisan keluh..
Aduh...ternyata kau..!
Dan aku-pun larut ingat bunga-mu.
Sekali ini hari seperti enggan surup,
Seolah hari ingin ceritakan buruk-mu semua..!
Dimana baikmu..?
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!