Mohon tunggu...
yos agus
yos agus Mohon Tunggu... Full Time Blogger - penikmat kopi dingin , tukang nulis di buyut martorejo.link, my-hubsch.com, dan 5 blog lainnya.

"Cemberut, Belajar, dan akhirnya Bersyukur..."

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Cerpen│Janji Kecil Raja Negeri Pancala

2 Juni 2018   20:49 Diperbarui: 2 Juni 2018   21:05 664
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kumbayana menoleh ke arah Drupada dan dengan tatapan kagum, Drupada minta kepada Kumbayana untuk mengajari olah memainkan pisau tersebut.

Kumbayan dengan senyum puas menerima permintaan Drupadi tersebut dan dalam hati kecilnya dia mulai memikirkan hadiah apa yang bisa di dapat dari putra mahkota negeri Pancala tersebut.

Waktu di padhepokan Argajembangan berjalan sangat cepat dan sejak Kumbayana berhasil merebut simpati Drupada, berbagai hadiah dan kesenangan mulai di nikmati kumbayana karena Drupada begitu senang dengan apa yang dilakukan Kumbayana termasuk memberikan latihan olah ketrampilan dalam memainkan berbagai senjata.

Resi Baratmadya yang merupakan ayah sekaligus guru di padhepokan tersebut sangat bangga kepada Kumbayana karena selain anaknya sangat berbakat dalam berbagai ilmu kanuragan juga sudah menjadi panutan bagi semua murid di padhepokan tersebut.

Kumbayana menunjukan pengabdiannya sebagai murid yang mau membimbing juniornya ketika mereka mengalami kesulitan.

" Semoga dia menjadi resi yang besar,bijak dan punya pengaruh kuat di masa depannya nanti.." begitulah doa Resi Baratmadya suatu malam.

Dan waktu yang di tetapkan untuk Drupada tiba ketika utusan dari negeri Pancala datang ke padhepokan untuk menjemput putra mahkota karena Raja negeri Pancala ingin agar anaknya memulai belajar ilmu yang lain yaitu sastra dan kenegaraan dimana sudah waktunya bagi Drupada untuk mempelajari kecakapan ilmu tersebut.

Dengan perasaan berat, Drupada menghampiri sahabatnya Kumbayana dan minta pamit hendak kembali ke negerinya untuk belajar ilmu sastra sesuai perintah ayahnya.

Di ambilnya sebuah hadiah perpisahan berupa sebuah pisau dengan ukiran indah oleh Drupada dan di serahkannya kepada Kumbayana.

Melihat temannya hendak pergi meninggalkannya, Kumbayana merasa seperti kehilangan harapan dan masa depan karena selama ini dia berharap bahwa Drupada akan memberikan "sesuatu" untuk masa depannya.

Dengan wajah memelas seperti sangat berat kehilangan Drupada, Kumbayana menolak hadiah tersebut dan dengan gelengan kepala, kumbayana meng-isyaratkan agar hadiah tersebut tetap di tangan Drupada.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun