Keseriusan manajemen ini pun disambut dengan baik oleh publik sepakbola di Pulau Bali. Terbukti dengan selalu penuh nya Stadion Kapten I Wayan Dipta tiap kali Bali United berlaga. Energi yang diberikan Semeton Dewata, sebutan fans Bali United, benar-benar membawa aura positif bagi pemain. Semeton tak pernah berhenti bernyanyi sejak awal hingga akhir pertandingan. Bahkan, selalu ada prosesi setelah pertandingan usai, dimana pemain berdiri ditengah lapangan dan bernyanyi Bersama Semeton yang hadir. Hal ini membuat manajemen bersiap menambah kapasitas tribun di Stadion I Wayan Dipta.
Semakin lengkap lagi kegembiraan Semeton ketika diakhir musim ini, Bali United berhasil mendapatkan lisensi klub dari AFC. Itu artinya, Bali United berhak atas satu slot Liga Champions (melalui play-off) untuk mewakili Indonesia di ajang antar klub terbesar di benua Asia dikarenakan Bhayangkara FC sebagai juara nyatanya gagal mendapatkan lisensi AFC sehingga tidak dapat bermain di kompetisi antar klub benua Asia musim depan.
Disamping hal-hal positif tadi, Bali United bukan tanpa kontra. Banyak yang mempertanyakan legalitas dari Bali United. Â Seperti diketahui, bahwa Bali United membeli lisensi klub Persisam Putra Samarinda. Banyak yang menyebut bahwa Bali United merupakan tim "siluman', tim instant, atau tim "ghaib'. Namun, nyatanya lisensi AFC cukup jadi bukti yang sah untuk menyebut Bali United sebagai tim profesional.Â
Terlepas dari itu semua, seharusnya menjadi cermin bagi tim-tim besar untuk berkaca pada Bali United tentang bagaimana caranya mengelola sebuah klub sehingga tidak hanya berprestasi tapi juga mampu menumbuhkan rasa cinta dari publik daerah nya. Menjaga profesionalitas dengan pemain lewat kontrak yang jelas.Â
Menumbuhkan rasa percaya antar elemen di klub baik manajemen, staff pelatih, pemain, dan supporter. Bagaimana tim "siluman" mampu menjelma menjadi salah satu klub percontohan di Indonesia yang selama ini klub-klub nya terkesan berantakan dalam banyak aspek. Dan, anomali itu bernama: Bali United!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H