Salah seorang biksu sahabat saya, jaya Suprana pernah menceritakan kepada saya bahwa suatu pagi ketika ia melihat ke luar jendela ,di jalan kota Inggris yang kelabu dan dirundung hujan rintik-rintik ia melihat seorang gelandang yang duduk meringkuk di depan pintu sebuah rumah.
Para gelandangan pada zaman itu biasanya menjaga kehangatan tubuh dengan menenggak minuman keras murahan,yang kadang semacam oplosan bermutu rendah yang bisa membahayakan kesehatan dan membunuh mereka. Saya ingat gelandangan ini sejak saya muda, dan bau mereka begitu busuk karena jarang mandi dan bau alkohol mereka begitu buruknya hingga menempel pada kita.
Nah, jaya Suprana melihat gelandangan ini meringkuk di depan pintu , berupaya menghindari hujan dan dingin berpakaian seperti pengusaha,memakai topi, jadi yang bagus dan rapi, serta memegang payung. Persis seperti stereotip pria Inggris zaman dahulu ketika hendak pergi bekerja pada pagi hari.
Ia hanya menyaksikan dari jendela untuk melihat apa yang akan terjadi. Ia terpukau ketika melihat pria berpakaian rapi ini berhenti dekat gelandangan itu, membungkukkan badan untuk mengamatinya, lalu melingkarkan lengannya ke gelandangan bau itu , membantunya berdiri, lalu membawanya ke kafe untuk membelikannya sarapan.
Ia mengatakan bahwa itu adalah aksi kebaikan yang tak terduga. Ia mengatakan bahwa saat itu seakan-akan kekelabuan London di musim dingin lenyap , tidak lagi hujan rintik-rintik. Semuanya lenyap dan seluruh tempat itu kini bersinar dengan terang, dengan sukacita, dengan inspirasi. Anda baru melihat aksi yang tak terduga. Peristiwa itu hanyalah hal kecil ,namun itu membuatnya merasa begitu luar biasa. Saya yakin ia pernah menceritakan itu ke banyak orang termasuk saya,dan saya kini menceritakannya kepada anda.
Anda bisa melihat bahwa ini adalah peristiwa saling terkait, saya tidak yakin apa yang orang baik tadi pikirkan mengenai apa yang ia lakukan. Saya yakin ia tidak menyadari bahwa seorang biksu mengawasinya dan aksi kebaikannya diulang dalam bentuk kisah saat kini. Anda bisa melihat hasil dari tindakan kebaikan kecil bisa bergaung berkali -kali .
Ada keterkaitan di sana , keindahan kecil yang menyebar dengan cara yang sama seperti ketika sesuatu yang dingin dan jahat terjadi. Anda tahu bagaimana rasanya, ketika seseorang membuat Anda marah dan kesal di tempat kerja. Ketika anda pulang ke rumah dengan suasana hati tidak baik ,ketika anda bicara dengan anak -anak anda, maka seluruhnya menyebar, seperti riak sebongkah batu yang dilempar ke danau. Ada saling keterkaitan di sana, yang menjadi alasan penting bagi kita untuk senantiasa bertanggung jawab terhadap lingkungan kita. Tidak hanya sekedar mengurus dan memedulikan diri sendiri, namun juga orang lain dan lingkungan kita sebab kita adalah satu dan saling terkait.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H