Mohon tunggu...
Yosafati Gulo
Yosafati Gulo Mohon Tunggu... profesional -

Terobsesi untuk terus memaknai hidup dengan belajar dan berbagi kepada sesama melalui tulisan. Arsip tulisan lain dapat dibaca di http://www.yosafatigulo.blogspot.com/

Selanjutnya

Tutup

Nature Artikel Utama

Butuh Pasir Berkualitas, Datang Saja ke Kediri

27 Februari 2014   02:05 Diperbarui: 24 Juni 2015   01:26 2054
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tanggal 24 Februari 2014, saya lewat Kediri lagi. Tumpukan pasir muntahan Gunung Kelud tanggal 13 Februari 2014 lalu, masih saja menghiasi Kota Kediri. Memang sudah berkurang. Ada yang dibawa air ke saluran air saat hujan dan ada yang dibawa oleh beberapa pembutuh pasir. Namun, karena jumlah pasirnya besar, pengurangan tidak terlalu signifikan.

[caption id="attachment_297508" align="aligncenter" width="482" caption="Salah satu Jalan di Simpang Lima Gumul Kediri"][/caption]

Di jalan-jalan Protokol, pasir yang disisihkan hanya yang ada di tengah jalan. Ditumpuk di pinggir-pinggi jalan. Sisanya masih menyebar di pinggir jalan di seluruh jalan Kota.

[caption id="attachment_297509" align="aligncenter" width="482" caption="Kondisi jalan di jalan Hayam Wuruk Kediri dua hari setelah Kelud meletus"]

13934137091643666723
13934137091643666723
[/caption]

Ketika ada hujan rintik-rintik dua hari setelah letusan, kondisi jalan seperti di jalan Hayam Wuruk nyaris seperti jalan yang baru dibuka. Sama sekali tidak terlihat bahwa jalan itu merupakan jalan beraspal. Hal serupa terlihat di simpang lima Gumul Kabupaten Kediri.

[caption id="attachment_297511" align="aligncenter" width="482" caption="Kondisi Jalan Perempatan Jl. Erlangga-Hayam Wuruk Kediri"]

13934138831497784727
13934138831497784727
[/caption]

Di rumah-rumah penduduk jangan ditanya. Contohnya adalah pasir yang mendarat di genteng rumah penulis. Setelah dikumpulan, jumlah pasir yang mendarat di genteng rumah penulis tidak kurang dari dua mobil pick up.

[caption id="attachment_297506" align="aligncenter" width="482" caption="Sebagian dari pasir yang mendarat di genteng sisi depan rumah penulis"]

1393412811669491373
1393412811669491373
[/caption]

Melihat banyaknya tumpukan pasir di jalan raya, gang, lorong, dan rumah penduduk, saya sempat berpikir andaikata ada yang butuh pasir untuk membangun apa saja rasanya tak perlu cari pasir. Cukup datang ke Kediri dengan ratusan truk, dijamin Anda akan mendapatkan pasir gratis berkualitas prima. Kalau pasir yang ada di seluruh jalan Kota kurang, tak perlu risau. Masuk saja ke jalan-jalan kecil dan gang-gang perkampungan sampai di lorong-lorong rumah penduduk. Tinggal naikkan di atas truk dan bawa pergi. Saya yakin mereka (dan penulis juga) pasti senang.

[caption id="attachment_297512" align="aligncenter" width="482" caption="Sebagian pasir di genteng sisi belakang rumah penulis"]

13934141091783891455
13934141091783891455
[/caption]

Kalau tidak sedang membangun, ada solusi lain. Bila punya lahan luas dan bebas, kumpulkan saja pasir itu di sana. Untuk apa? Ya untuk banyak hal. Di antaranya ya dijual. Beberapa bulan ke depan, pasir tersebut pasti dibutuhkan. Entah oleh swasta maupun warga yang mau membangun. Nah, pada saat itu, pasir bisa menjadi uang, bukan?

[caption id="attachment_297513" align="aligncenter" width="482" caption="Pasir yang sudah diturunkan dari genteng rumah tetangga penulis"]

13934144341484429480
13934144341484429480
[/caption]

Semestinya sih, Pemerintahan Kota Kediri mengambil tanggung jawab pembersihan kota dari pasir. Tapi, saya tidak perlu banyak menunutut. Saya sadar bahwa Pemerintahan Kota Kediri pasti sibuk untuk urusan yang lebih penting (tentu dalam pandangan pejabatnya, Wali Kota dan jajarannya). Saya hanya berpikir bahwa jika pasir itu dibiarkan, bukan tidak mungkin akan menimbulkan kesulitan susulan.Baik saat hujan maupun saat cuaca cerah.

[caption id="attachment_297515" align="aligncenter" width="482" caption="Tumpukan Pasir di depan pertokoan jalan Pattimura Kediri"]

13934146891892176408
13934146891892176408
[/caption]

Setiap kali hujan, sedikit demi sedikit, pasir yang ada di jalan, termasuk yang ditumpuk di pinggir jalan, akan masuk ke dalam got. Jika  jumlah pasir dalam got makin banyak, bukan mustahil got tersumbat dan akibat selanjutnya ya silahkan tebak sendiri.

[caption id="attachment_297518" align="aligncenter" width="477" caption="Jalan Diponegoro Kediri saat cuaca cerah"]

13934159232089156991
13934159232089156991
[/caption]

Yang tak kalah parah adalah saat cuaca terang. Ketika mobil atau sepeda motor lewat, maka debu yang ada di pasir selalu menyembur ke udara. Bisa dibayangkan betapa kotornya udara yang dihirup dan terkadang mengenai mata. Bagi pengendara mobil, tentu (termasuk Pak Wali Kota) tidak masalah. Pengendara mobil bisa menutup pintu dan kaca mobil rapat-rapat sehingga terhindar dari debu. Yang menanggung akibatnya adalah sebagian besar anggota masyarakat yang mengendarai sepeda motor, sepeda, becak, atau pejalan kaki. ***

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun