Rasa sukacita akan ada dalam diri kita ketika kita sanggup berbagi. Akan ada sukacita besar ketika kita mengatakan ‘untunglah aku mengingatkan dia berhati-hati sehingga tidak mengalami peristiwa tersebut’ atau ‘untunglah saya menasihati keluarga, orang tua atau anak saya sehingga tidak terjun dengan kehidupan bebas yang tidak beretika. Jadi, janganlah menunggu mengatakan ‘untunglah’, itu istilah yang tidak tepat tetapi mulailah berbagi dengan peduli terhadap sesama, keluarga, anak atau siapa saja dalam hidup karena demikianlah ada sukacita.
Sharinglah hidupmu dengan orang yang tepat karena dengan demikian sukacita akan diperoleh atau rasa amarahmu, rasa bencimu, rasa kecewamu akan terobati dengan nasihat/pandangan orang tersebut. Ketika hal tersebut terobati dengan nasihat/pandangan orang yang tepat sudah tentu akan ada rasa mengampuni atau melupakan kekelaman masa lalu dan dengan demikian hidup menjadi tegar dan ada kecerahan dalam kehidupanmu sehingga sanggup memulai sesuatu yang baru dan berbeda serta berujung pada rasa sukacita.
Perlu diingat bahwa tidak semua dalam diri kita mampu kita bagikan kepada orang lain. Sebagai contoh, bagi remaja/pemuda/dewasa janganlah bagikan tubuhmu pada orang yang bukan suami/istrimu. Jangan membagikan hidupmu dengan obat-obat terlarang(narkoba) karena tubuhmu merupakan karya Tuhan yang suci atau hal-hal lain yang membuat keburukan terhadap hidupmu. Mulailah untuk membagikan yang patut dan yang pantas dari kelebihanmu,hartamu atau potensi hidupmu untuk memperoleh sukacita hidup.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H