Di sini aku mau berbagi cerita tentang pengalamanku bekerja dengan perusahaan luar negeri yang tentunya memerlukan keterampilan berbahasa lain yang cukup fasih. Jadi pada awalnya aku memang sengaja memilih perusahaan yang berbasis di luar negeri dan tentunya menggunakan sistem remote atau wfh.Â
Aku yang belum punya pengalaman apapun ini memberanikan diri untuk apply di perusahaan tersebut karena untuk menambah pengalaman tentunya dan untuk tahu seberapa jauh aku bisa berkembang dengan kemampuanku ini. Kenapa pilih remote? Karena memang keadaan fisik yang punya anemia parah dan kondisi lain juga tentunya.
Akhirnya aku diterima bekerja di salah satu perusahaan start up yang berbasis di negeri sakura. Yap. Jepang.
Aku beruntung karena keterampilan bahasa yang dibutuhkan disini bukan bahasa Jepang ya, tapi bahasa Inggris.
Wah aku semakin percaya diri bisa bekerja dengan baik di sini karena merasa bahasa Inggrisku itu cukup dan kemampuan listeningku pun sangat bagus. Sampai akhirnya aku menyadari bahwa semua itu masih prasangka dan ternyata aku merasa jadi karyawan paling beruntung di sana. Kenapa? Karena ternyata bahasa Inggris yang selama ini aku pelajari itu sangatlah sempit, sedangkan saat ini aku sudah di tingkat yang cukup tinggi.Â
Jadi ternyata apa yang aku pelajari selama ini masih belum ada apa-apanya. Banyak kosakata yang aku belum ketahui. Banyak istilah - istilah asing di telingaku dan banyak sinonim kata yang aku tidak biasa gunakan karena bahasa Inggrisku tergolong bahasa casual dan bukan formal.
Aku juga belajar secara otodidak, jadi sangat mungkin bahwa pemahamanku banyak yang salah.
Seperti contohnya penggunaan frasa - frasa bahasa Inggris yang tidak sesuai dengan konteks pembicaraan.
Rekan kerjaku sering sekali salah paham karena penyampaian bahasaku yang mungkin kurang tepat dan menjadi membingungkan untuk mereka. Ini juga lah salah satu pemicu stres ku saat bekerja di perusahaan tersebut. Jadi bukan stres karena beban kerja tapi justru stres karena kendala bahasa. Ini cukup menjadi beban karena meeting hampir tiap hari dan kita dituntut untuk bicara juga dan menjelaskan sesuai porsi kita.