Dalam bahasa Indonesia, ada lima bentuk partikel, di antaranya ialah partikel -lah; partikel -kah; partikel -tah; partikel pun; dan partikel per-. Namun, dalam tulisan ini saya hanya membahas tiga bentuk penulisan partikel. Apa saja partikel itu? Partikel tersebut ialah partikel -lah, partikel -kah dan partikel pun.
Sebelum saya membahas tentang penulisan partikel -lah, partikel -kah dan partikel pun, maka ada baiknya saya menjelaskan terlebih dahulu pengertian partikel. Partikel adalah kata yang biasanya tidak dapat diderivasi atau diinfleksikan, mengandung makna gramatikal dan tidak mengandung makna leksikal, termasuk di dalamnya artikel, preposisi, konjungsi, dan interjeksi (Kamus Besar Bahasa Indonesia, Edisi V).
Dalam bahasa tulis, penggunaan partikel -lah, partikel -kah dan partikel pun sering kali terjadi penggunaan yang keliru. Kadang, penulis tidak dapat membedakan mana penulisan yang harus ditulis serangkai dan mana penulisan yang tidak ditulis serangkai (dipisah/diberi spasi) dengan kata dasarnya. Contohnya: Ambil lah keu ini, nak., Di mana kah letak pulau Bali?, Apapun saya lakukan untuk kebahagiaan orang tua. Padahal contoh tersebut adalah penulisan yang salah. Sementara itu, penulisan yang benar adalah Ambilah keu ini, nak., Di manakah letak pulau Bali?, Apa pun saya lakukan untuk kebahagian orang tua.
Menurut Hasan Alwi, Anton M. Moeliono, dkk. dalam buku Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia (2000: 307), bahwa partikel -lah, partikel -kah, dan partikel pun adalah kategori partikel penegas. Partikel penegas adalah kata yang tidak tertakluk pada perubahan bentuk dan hanya berfungsi menampilkan unsur yang diiringinnya. Jadi, partikel -lah, dan partikel -kah ialah partikel yang berbentuk klitika (bentuk yang terikat secara fonologis, tetapi berstatus kata karena dapat mengisi gatra pada tingkat frasa atau klausa), sedangkan partikel pun merupakan bentuk sebaliknya, yaitu tidak klitika.
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI V), partikel -lah bermakna 'kata seru memberi tekanan atau penyuguh', sedang partikel -kah ialah partikel yang berbentuk klitika dan bersifat manasuka dapat menegaskan kalimat interogatif (Hasan Alwi, dkk, 2000:307). Sementara itu, partikel pun memiliki makna: 1) juga atau demikian; 2) meski; biar; kendati; 3) saja; 4) untuk menyatakan aspek bahwa perbuatan mulai terjadi; 5) untuk menguatkan dan menyatakan pokok kalimat (Kamus Besar Bahasa Indonesia V). Kemudian, Hasan Alwi, dkk (2000: 309) menjelaskan lebih lanjut bahwa partikel pun hanya dipakai dalam kalimat deklaratif dan dalam bentuk tulisan dipisahkan dari kata di mukanya.
Lalu, bagaimana cara kita menuliskan partikel -lah, partikel -kah, dan partikel pun dengan benar?
Sebanarnya, mudah saja. Kalau kita lihat dan pahami penulisan partikel pada Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia, maka pertanyaan tersebut akan terjawab dengan jelas. Sebagaimana Tim Pengembangan Pedoman Bahasa Indonesia (2016:25) telah mengatur tata cara penulisan partikel dalam bahasa Indonesia, yaitu sebagai berikut:
Petama, partikel -lah. Partikel -lah yakni ditulis serangkai dengan kata yang mendahuluinya. Contohnya: (1) Jawablah pertanyaan di bawah ini!, (2) Suntinglah tulisan itu dengan teliti!.
Kedua, partikel -kah. Partikel -kah yakni ditulis serangkai dengan kata yang mendahuluinya. Penulisan ini juga sama sebaliknya yang dilakukan pada punulisan partikel -lah. Contonya: (1) Apakah adik sudah makan?, (2) Bagaimanakah kecelakaan itu bisa terjadi?.
Ketiga, partikel pun. Partikel -pun merupakan kebalikan dari partikel -lah dan partikel -kah, yakni ditulis terpisah dari kata yang mendahuluinya. Contohnya: (1) Saya pun baru tahu berita itu., (2) Jika kita menghargai orang lain, orang pun lebih menghargai kita.
Selanjutnya, hal yang perlu kita ketahui bahwa partikel pun tidak selalu ditulis terpisah dari kata yang mendahuluinya. Namun, ada beberapa di dalam konjungsi (penghubung) penulisan partikel pun ditulis serangkai dengan kata yang mendahuluinya. Kata konjungsi tersebut, seperti adapun; andaipun; bagaimanapun; biarpun; kalaupun; kendatipun; maupun; meskipun; sungguhpun; walaupun; sekalipun; ataupun (Nini Ibrahim, 2019:52). Contohnya: (1) Walaupun hujan Andi tetap datang ke sekolah., (2) Bagaimanapun kamu harus datang ke kantor.