Mohon tunggu...
Yordansyah Djon Gomarathonda
Yordansyah Djon Gomarathonda Mohon Tunggu... karyawan swasta -

Menetap di lingkungan masyarakat urban Timur Jakarta. Menyambung hidup sebagai buruh teknologi informatika dan seniman bangunan tropis. Mencintai dunia sastra dan jurnalistik dari masa remaja. Bercita-cita suatu saat bisa hidup sebagai seorang penulis. Dapat dihubungi melalui email socialmedia [at] hotmail.co.id.

Selanjutnya

Tutup

Politik

Selamatkan Sejarah Republik

1 Maret 2011   19:22 Diperbarui: 26 Juni 2015   08:09 129
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Surat Untuk Istana

* * * * *

Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

Salam sejahtera dan bahagia untuk anda.

Yang Terhormat Tuan Presiden,

Adalah menjadi sebuah keprihatinan ketika timbul gagasan didunia politik yaitu sikap kebanci-bancian. Yang hitam tidak mau disebut hitam, tetapi hitam yang agak keputih-putihan. Yang putih juga tidak mau disebut putih, tetapi putih kehitam-hitaman. Sehingga dunia politik Indonesia sangat biasa abu-abu. Ada yang abu-abu kehitam-hitaman. Ada pula abu-abu keputih-putihan. Inilah sikap yang dikenal sebagai oppurtunisme. Kompromistis dalam mengkonsumsi kekuasaan secara berjamaah.

Tetapi jangan disebut ini sebagai perilaku modern. Founding-father kita juga semenjak awal sudah memperkenalkan sikap oppurtunis. Tidak usah tunjuk hidung, tetapi kalau kita membuka kitab sejarah, kita akan membaca istilah kolaborator. Kolaborator adalah juga sikap yang kompromistis. Alhamdulillah wasyukurillah, didalam sejarah selalu terbukti bahwa sikap kompromistis dan oppurtunis ini tidak pernah menguntungkan peradaban bangsa. Sebaliknya malah selalu merugikan, menggurat dawat hitam terhadap wajah sejarah.

Yang Terhormat Tuan Presiden,

Ketika tulisan ini dibuat (03/11) berita politik di Indonesia hampir setiap hari hanya bicara koalisi dan reshuffle. Seakan-akan hal ini begitu genting untuk kepentingan bangsa. Padahal bila anda evaluasi dengan jujur maka anda akan temukan, bahwa segala masalah yang ada semenjak anda kembali duduk dikursi Presiden untuk kedua kalinya, adalah akibat dari koalisi ini. Meskipun saya bukan pemilih anda, sebagai rakyat saya merasa berkewajiban menyampaikan kepada pemimpinnya. Bahwa inilah saat yang sangat tepat untuk anda menyelamatkan sejarah republik.

Mari kita hapuskan budaya oppurtunisme itu. Mari kita hapuskan budaya kompromisme itu. Tarik dengan tegas garis antara hitam dan putih. Bubarkan segera koalisi. Sebagai pemenang PEMILU silahkan anda dan partai anda memegang kekuasaan secara penuh. Pecat seluruh wakil partai yang kalah PEMILU dikabinet. Dan biarkan pentas politik Indonesia menjadi drama yang indah. Yang menang dan yang kalah dapat saling berhadapan dengan bebas dan merdeka.

Yang Terhormat Tuan Presiden,

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun