Ada yang berbeda pada kehadiran saya di Pesta Blogger III - 24 Oktober 2009 kemarin. Saya membawa Istri berserta jabang bayi kami berusia tujuh bulan dalam kandungannya. Sebuah kenekatan luar biasa, mengingat usia kandungan yang rawan dan membayangkan jumlah 1500 peserta akan hadir meramaikan hajatan pada pagi itu. Satu keyakinan saya adalah bahwa tidak akan terjadi apa-apa yang membahayakan istri dan kandungan anak kedua kami. Setiap blogger adalah seorang intelektual dan acara kopi darat raksasa itu dilaksanakan karena mereka semua mencintai kebersamaan. Tentu saja saya tetap harus menyiapkan segala sesuatunya dengan lebih serius dan matang. Tiket acara dari awal sekali telah saya ambil dari pickup-point mabes Pesta Blogger, kendaraan transportasi sudah cukup nyaman dan tenang, satu tas pundak khusus berisi makanan dan minuman darurat, hingga printout detail peta gedung SMESCO Indonesia yang sudah saya maping khusus untuk menghadapi skenario yang sangat darurat. Dan tibalah kami pada pagi itu, di hajatan akbar tahunan para Blogger Indonesia. Disambut barisan ratusan peserta yang sudah memenuhi ruang-ruang. Sengaja tidak mencoba mencari kawan-kawan sesama blogger, seperti yang saya lakukan pada Pesta Blogger 2007. Saya hanya sempat menyalami Kukuh TW serta melihat dari jauh Masim Sugianto . Saya ingin berkonsentrasi penuh pada perkembangan kondisi istri. Secara periodik saya selalu bertanya, apa yang saat ini ia rasakan. Ia memang saya bawa, agar ia dapat melihat sendiri, mengetahui, hingga sedikitnya mengerti tentang dunia yang saya kagumi selama ini. Dari kejauhan saya menunjukan padanya beberapa tokoh blogger Indonesia yang berada dibelakang Pesta Blogger, berserta penjelasan singkat siapa sajakah mereka. Seperti nama Uda Budi Putra, Bang Enda Nasution, Pak Ndoro Kakung, Mas Iman Brotoseno, dll. Satu nama yang langsung ia kenali adalah Prita Mulyasari yang juga hadir ditengah para blogger. Usai makan siang, saya melihat wajah istri mulai lelah. Meski ia berkata tidak, saya memutuskan untuk mengakhiri kehadiran kami pada acara hari itu. Saya sudah puas, telah menunjukan dunia blogger padanya. Diperjalanan pulang, saya mengusap lembut perutnya dan berdoa. Semoga anak kedua kami dialam rahim, yang ikut bersaksi akan kemeriahan hari ini juga memahami. Bahwa hidup bukan hanya lahir, besar, tua lalu mati. Karena Tuhan menciptakan manusia untuk berbuat sesuatu yang berguna bagi sesama. Selamat Ulang Tahun Blogger Indonesia! miror-blog: http://www.yordan.web.id
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H