Mohon tunggu...
Yordanio Iraqi
Yordanio Iraqi Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa universitas tanjungpura

Saya suka mendengarkan musik metal dan saya suka otomotif

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Hidup Menumpang di Atas Tanah Orang

13 April 2024   17:15 Diperbarui: 13 April 2024   17:17 175
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Mata kami memandang sebuah rumah kayu yang berada pada Kecamatan Pontianak Selatan, Provinsi Kalimantan Barat. Rumah tersebut berisi tujuh orang di dalamnya dengan Pak Sugianto sebagai kepala keluarga dan  Bu Nurhayati sebagai istrinya. Pak Sugianto memiliki enam orang tanggungan termasuk istrinya dengan empat orang anak dan satu cucu.

Latar belakang Pak Sugianto yang seorang tamatan SMP dan Ibu Nurhayati yang tidak tamat SD bukanlah halangan bagi mereka untuk mencari uang. Ibu Nurhayati bekerja sebagai pembantu panggilan yang hanya menghasilkan Rp.50.000,00 per panggilan. Pekerjaan yang dilakukannya sebagai pembantu yaitu seperti mencuci piring, mencuci baju, membersihkan rumah, dan tergantung permintaan dari orang yang memanggilnya. Namun, tidak setiap saat ia dipanggil untuk membantu melainkan saat diperlukan saja. Pak Sugianto bekerja sebagai penjual aneka buah di Sungai Jawi dengan pendapatan Rp.1.000.000 per bulan. Penghasilan keluarga ini juga ditambah dengan anak laki-lakinya yang berjualan bensin di depan rumahnya dengan rata-rata pendapatan Rp.50.000,00 per hari dan anak perempuannya yang sedang magang di salon kecantikan dengan pendapatan rata-rata sekitar Rp.100.000,00-Rp.250.000,00 per bulan.

Rumah yang dihuni Pak Sugianto dibangun dengan komposisi dinding rumah menggunakan kayu papan, atap dari seng, lantai rumah yang dari kayu. Rumah ini memiliki 3 ruangan dengan rincian 2 kamar tidur dan 1 ruang keluarga untuk berkumpul. Luas rumah ini sebesar 8 x 5 meter dengan kepemilikan pribadi dan luas tanah 300 x 45 meter dengan kepemilikan orang lain. Mereka disuruh orang untuk menjaga tanah tersebut dan diberikan akses untuk mendirikan rumah di tanah itu. Letak rumah yang dekat parit dan rendahnya struktur bangunannya membuat air terkadang naik ketika terjadi banjir. Terkadang pula ada hewan berbahaya seperti ular yang masuk di rumah mereka. Mereka tidak punya tempat lain untuk mengungsi dan hanya mengandalkan meja yang tinggi untuk menghindari air banjir.

dokumentasi pribadi
dokumentasi pribadi
Penggunaan daya listrik di rumah ini sebesar 450 watt dengan komposisi barang elektronik berupa kipas angin 1 unit, dan handphone 3 unit. Sebagai hiburan bagi keluarga ini, terdapat 1 unit televisi dengan tipe cembung dan 1 unit mp3 sound. Adapun aset kendaraan yang tersedia yaitu 1 unit sepeda motor yang digunakan oleh Pak Sugianto untuk pergi ke tempat dia berjualan.

Untuk kebutuhan konsumsi sehari-hari ibu Nurhayati menghabiskan enam canting beras untuk pagi dan enam canting untuk malam. Hal ini dikarenakan banyaknya anggota keluarga yang ada di rumah tersebut. Terkadang mereka hanya memakan nasi saja tanpa lauk. " Ibu lebih mementingkan nasi daripada lauk, lauk tidak bikin kenyang soalnya" ungkap si Bu Nurhayati. Dalam mencukupi kebutuhan air keluarga ini, mereka mengandalkan air galon isi ulang dan air hujan yang ditampung di penampungannya.

dokumentasi pribadi
dokumentasi pribadi
Untuk kegiatan mencuci dan membersihkan diri, keluarga ini memanfaatkan air dari kolam yang letaknya berada di belakang rumah. Rusaknya mesin cuci membuat Bu Nurhayati menggunakan tenaga tangannya untuk mencuci seluruh pakaian anggota keluarga.

Berdasarkan informasi yang diterima, bantuan yang diberikan pemerintah kepada keluarga ini yaitu bantuan sosial PKH dengan kriteria penerima anak sekolah. Keluarga ini memperoleh bantuan pangan berupa beras sepuluh kilogram per tiga bulan sekali, telur, bawang, dan bumbu dapur lainnya. Bantuan berupa uang tunai juga diterima mereka dengan nominal Rp.500.000,00-Rp.600.000,00. Mereka juga terkadang mendapatkan bantuan dari masyarakat ketika menjelang bulan Ramadhan.

Wawancara mendalam dan observasi dilaksanakan pada Februari-Maret 2024.

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun