Mohon tunggu...
Yopy Novitasari
Yopy Novitasari Mohon Tunggu... Insinyur - Novitasari

Manjada Wa Jadda

Selanjutnya

Tutup

Money

Pekerja Migran Indonesia, Harapan Indonesia Menuju Negara Maju

2 November 2020   18:08 Diperbarui: 2 November 2020   18:11 128
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Antusias Peserta Webinar/dokpri

Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LP2M) Universitas Negeri Malang (UM) melalui tim Pengabdian kepada Masyarakat yang beranggotakan: M. Mirza Abdillah Pratama, S.T., M.T. (FT), Aulia Herdiani, M.Pd., M.S. (FE), Roro Sulaksitaningrum, S.T., M.Sc. (FT), dan Yopy Novitasari (FT) dengan sukses mengadakan seminar dalam jaringan (sedaring/ webinar) bertajuk: "Menginfiltrasi Jiwa Kewirausahaan bagi Pekerja Migran Indonesian (PMI) di Era Disrupsi Digital" pada hari Minggu, 1 November 2020 melalui platform Zoom meeting online. 

Kegiatan sedaring ini merupakan salah satu bagian dari rangkaian kegiatan Pengabdian Luar Negeri yang didanai oleh PNBP Universitas Negeri Malang tahun 2020 yang berjudul: "Menginfiltrasi Jiwa Kewirausahaan bagi Buruh Migran Indonesia (BMI) Taiwan di Era Disrupsi Digital dengan Pendekatan Technopreneurship". Kegiatan ini terlaksana atas kerjasama dengan Indonesian Diaspora Network (IDN) Taiwan sebagai mitra yang menghubungkan tim pengabdian dengan para pekerja migran Indonesia (PMI) yang bekerja di Taiwan. Kegiatan ini diikuti oleh 50 peserta yang merupakan PMI di Taiwan (40%), Hongkong, Malaysia, Singapura, Korea Selatan, dan Brunei Darussalam.

Kegiatan sedaring ini melibatkan 4 (empat) orang pemateri, yang terdiri atas 3 (tiga) orang PMI purna yang telah sukses menjalankan usaha, dan 1 (satu) orang akademisi. Pemateri tersebut yaitu: (1) Abu Zahra (PMI Purna Arab Saudi; Pemilik usaha studio foto 'Aura Photo); 

(2) Sulistiyaningsih (PMI Purna Hongkong; Ketua Umum PERTAKINA Indonesia); (3) I Nyoman Sudi Artawan (PMI Purna Amerika Serikat; Pendiri Monarch Cruise Line and Hospitality Training Center, PT. Saraswati Manajemen, PT. Ratu Oceania Raya Bali, Katak Tepi Sawah Villa, Captain's Table Bar and Restaurant); dan (4) Adelia Shabrina Prameka (Pengajar Jurusan Manajemen FE Universitas Negeri Malang). Topik yang dibahas oleh para pemateri yaitu: (1) Mengembangkan Hobi menjadi Ide Usaha; (2) Pengelolaan Remittance untuk Membangun Kewirausahaan Mandiri; (3) Peka terhadap Peluang, Mengoptimalkan Potensi Diri dan Sesama; (4) Model Business Canvas sebagai Langkah Mudah Memulai Usaha.

Dalam pemaparannya, pemateri pertama mengungkapkan bahwa ide sebuah usaha sejatinya tidak harus selalu kompeks. Usaha dapat berangkat dari hobi yang ditekuni sehingga kita dapat bekerja dengan senang hati dan mindful. 

"Fotografi adalah hobi saya, bahkan sejak saya sebelum bekerja di luar negeri. Siapa sangka, menekuni hobi dapat menjadi peluang usaha yang dapat menghidupi kami sekeluarga hingga saat ini", ungkap Abu Zahra. Memberikan pelayanan prima dan menjaga kepercayaan dengan pelanggan merupakan kunci untuk keberlanjutan usaha.

Sulistyaningsih mengungkapkan bahwa latar belakang utama seseorang bekerja ke luar negeri, baik di sektor formal dan informal adalah faktor ekonomi. Mereka tidak memiliki kualifikasi yang cukup untuk bekerja dalam negeri dan pendapatan yang minimum bila bekerja di Indonesia. Menjadi seorang PMI adalah sebuah pencerahan atas problematika tersebut. 

Namun, kerap kali, keluarga PMI tidak memiliki visi dan misi yang sama ketika PMI sedang berjuang dan bekerja. Banyak PMI yang mengalami permasalahan rumah tangga dan PMI tidak memiliki tabungan dari penghasilan yang diperoleh."Ingat, Anda sekalian memiliki keluarga di rumah (Indonesia). 

Anda tidak selamanya bisa menetap di luar negeri karena Anda memiliki usia produktif. Keluarga Anda juga harus memiliki visi dan misi yang sama dengan Anda", ujar Sulistiyaningsih. Sewajarnya, keluarga PMI memiliki prinsip yang sama, dan ikut bertanggungjawab atas remittance yang diperoleh. Keluarga seharusnya berperan dalam merintis, mengelola, dan mengembangkan remittance yang diterima, sehingga anggota keluarga yang bekerja sebagai PMI dapat fokus bekerja untuk memperoleh modal.

"Kita bekerja di perantauan, bukan hanya dengan harapan memiliki penghasilan, namun juga untuk menambah skill (keterampilan). Bila skill itu sudah cukup, pulanglah. Kita rintis usaha kita sendiri", ungkap I Nyoman Sudi Artawan. Pemateri ketiga yang akrab disapa Sudi menghimbau kepada PMI aktif agar jangan terlalu nyaman untuk terus berstatus sebagai PMI dan mulailah membangun daerah masing-masing dengan berwirausaha. Kegigihan merupakan kunci utama, jangan gentar dengan kegagalan. Selain itu, menemukan rekan bisnis yang trustworthy merupakan keydriver untuk mengembangkan usaha.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun