Dan aku pun pergi tak membawa apa-apa dari rumah itu kecuali lembar-lembar kertas doa perjalanan dari si kecil bersama dengan memori yang terpatri dalam ruang-ruang ingatanku. Hanya itu yang bisa kumiliki agar aku tak tenggelam dalam kehidupan tanpa sejarah akan kalian, karena saat kehilangan kalian lah aku baru menyadari apa yang sebenarnya telah kumiliki.
Untuk itulah sebuah papan terpasang di depan rumah itu: “DIJUAL!” karena aku tahu bahwa aku tak akan kembali ke sana untuk terbunuh dalam sepi sendiri bersama semua memori itu.
(banda aceh 12-12-2015)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H