Mohon tunggu...
Yopi Sanjaya
Yopi Sanjaya Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa Universitas Negeri Jakarta

Mencoba membuat perencanaan dan memberikan kebermanfataan khalayak umum

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Bencana Kelaparan Periode Abad Pertengahan di Eropa

27 November 2022   13:49 Diperbarui: 27 November 2022   14:57 681
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Peradaban Eropa Periode Abad Pertengahan. Sumber: upklyak

Pada abad pertengahan, Eropa dilanda zaman kelam (Dark Ages). Kemakmuran di Eropa dibayangi ancaman akibat bencana kelaparan. Hal inilah mengganggu perkembangan Eropa untuk mencapai taraf kehidupan masyarakat. Perlu diketahui pula bencana kelaparan terjadi pada tahun 1315-1317 M dan dikenal sebagai Great Famine. Oleh sebab itu, kejadian ini mengakibatkan banyak korban meninggal dengan hitungan hari. Bahkan, separuh penduduknya melarikan diri untuk menghindari kelaparan sehingga populasi di Eropa menurun drastis.

Awal Bencana Kelaparan

Sebelumnya, kondisi iklim di Eropa cenderung hangat dan stabil selama periode puncak abad pertengahan. Namun pada musim semi 1315, Eropa dilanda cuaca buruk. Bahkan kawasan Eropa mengalami gagal panen karena kuantitas panen di Eropa menurun drastis sejak tahun 1280 M. Sedangkan jumlah populasi di abad ke-11 mengalami kenaikan sehingga tak sebanding dengan bahan pangan. Kemudian harga makanan melambung tinggi di kawasan Eropa.

Hujan lebat terjadi di Eropa pada tahun 1315 M, meskipun telah masuk musim semi dan musim panas. Hal ini menjadikan temperatur selalu dingin pada setiap waktu sehingga gandum tidak dapat tumbuh. Perlu diketahui pula bahwa gandum telah menjadi kebutuhan pokok masyarakat Eropa. Maka dari itu, mereka berusaha menanggulangi hal itu dengan membawa gandum ke dalam ruangan berupa guci supaya tetap kering. Harga makanan menjadi naik dua kali lipat akibat paceklik yang terjadi di Inggris. Sedangkan, harga gandum di kawasan Eropa Barat meningkat 320% sehingga banyak orang tidak mampu membeli roti.

Kelangkaan gandum ini mengakibatkan jumlah jerami berkurang pula sehingga ternak tidak memperoleh kecukupan makanan. Meskipun mempunyai simpanan gandum darurat, jumlah gandum hanya terbatas untuk golongan bangsawan dan agamawan. Oleh sebab itu, beberapa orang mencari bahan makanan dari hutan dengan menemukan akar-akaran, tanaman, rumput, kacang, dan kulit hewan. Selain itu, pada kawasan Eropa sulit mendapatkan garam. Hal ini karena cuaca buruk dan air laut tidak bisa kering secara sempurna sehingga jumlah produksi garam turun drastis. Dengan langkanya garam mengakibatkan penyimpanan daging tidak mampu bertahan lebih lama.

Bencana Kelaparan Berkelanjutan

Selanjutnya, bencana kelaparan yang berkepanjangan dirasakan pula oleh golongan bangsawan. Ketika Raja Edward II dari Inggris bersama rombongannya dalam mencari roti, mereka memutuskan berhenti di tengah perjalanan karena tak kunjung dapat rotinya pada 10 Agustus 1315 M. Selain itu, bangsa Prancis di bawah raja Louis X pernah melakukan invasi ke Flanders di kawasan Belgia utara karena untuk mencari makanan. Akan tetapi, invasi yang dilakukan dengan memperoleh kegagalan. Hal ini karena wilayah yang diincar juga mengalami bencana kelaparan dan tidak bisa ditanami gandum karena seluruh lahannya basah. Akhirnya mereka pula dalam kondisi kelelahan dengan tangan kosong. Mereka meninggalkan dan membakar perlengkapan karena tak mampu untuk dibawa.

Hujan pun masih terjadi di Eropa pada musim semi 1316 M sehingga bencana kelaparan makin berkelanjutan. Rakyat jelata mengalami dampak yang paling besar pada bencana kelaparan. Selain itu, sebanyak 95 % masyarakat tidak mempunyai simpanan makanan. Mereka juga rela memakan daging dari hewan pengangkut seperti kuda dan keledai serta biji gandum untuk menyelamatkan diri. Sementara itu, banyak penduduk lansia menolak makanan agar penduduk yang lebih muda dapat selamat. Bahkan pada masa itu, ditemukan isu kejadian kanibalisme. Puncaknya pada 1317 M mengalami bencana kelaparan yang parah.

Ketika iklim di Eropa kembali normal, banyak orang yang mengalami beragam penyakit, seperti pneumonia, bronkitis, dan tuberkolosis. Selain itu, hasil pertanian masih belum maksimal hingga tahun 1325 M. Perkiraan korban yang meninggal adalah 10-25% dari populasi di berbagai kota kawasan Eropa. Meskipun jumlah korban pada bencana kelaparan relatif lebih sedikit, tetapi menimbulkan penderitaan bagi banyak orang. Sesuatu yang perlu diperhatikan bahwa tidak semua kawasan Eropa yang mengalami bencana kelaparan. Sebagian besar kawasan yang terkena kejadian ini yaitu: sebelah utara Pegunungan Alpen, Kepulauan Inggris, Prancis Utara, Skandinavia, Jerman, Polandia Barat, Estonia, Lithuania, dan Latvia.

Sumber Referensi:

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun