Mohon tunggu...
Yopi Handi Hidayat
Yopi Handi Hidayat Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

Mahasiswa semester akhir Universitas Katolik Parahyangan jurusan Hubungan Internasional. Suka menimba ilmu di luar kampus, karena kehidupan dunia nyata itu adalah di luar sana, bukan didalam tempurung (kampus). karena pola pemikiran inilah maka saya baru akan menyelesaikan kursi perkuliahan pada semester 10 hahaha... quote yang paling saya sukai:\r\n\r\nImagination is more important than knowledge -Albert Einstein

Selanjutnya

Tutup

Politik

Politisi Itu, Kebal Hukum!

6 Januari 2012   11:04 Diperbarui: 25 Juni 2015   21:15 135
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Korupsi merupakan penyakit mental yang sudah sangat kronis di negara ini, penderita penyakit ini tidak lagi mengenal batas status sosial, pejabat maupun non pejabat sudah terkontaminasi olehnya.

Apa yang sebenarnya terjadi? Apakah sistem yang ada di Indonesia begitu longgar? Mungkin jawabannya bisa kita telisik dari sejarah bangsa Indonesia, akar “virus sosial” ini ditanam dan dikembangkan pada masa orde baru dimana Alm. Presiden Soeharto memimpin negara ini secara otoriter. Orde baru-lah yang memupuk mental pemimpin masyarakat menjadi mental seorang “maling”. Tetapi, jika kita lihat lebih jauh lagi kebelakang didalam sejarah Indonesia, bangsa kolonial yang telah menindas bangsa ini 3 ½ abad lamanya juga memiliki peranan besar dalam merusak moral bangsa kita. Mereka dengan terang-terangan melakukan politik kotor, tipu daya, adu dombademi kepentingan tertentu,mereka mengeruk kekayaan alam dan juga manusia Indonesia dengan paksa tanpa memberi keuntungan atau dampak positif secuil-pun yang berarti bagi bangsa ini.

Akibatnya bisa kita lihat pada saat ini, para pelaku korupsi atau koruptor melakukan aksinya hampir merata diseluruh penjuru Indonesia, terdesentralisasi, dari sabang sampai merauke, dari aparat desa, pemerintah daerah, sampai pemerintahan pusat. Semua koruptor yang selalu “telat ditangkap” itu adalah penderita-penderita penyakit mental yang sudah sangat kronis. Penyakit yang penderitanya mengejar kekayaan dengan cara mencuri uang rakyat baik didapat dengan cara suap menyuap, tipu muslihat maupun rekayasa.

Para koruptor ini selalu “telat ditangkap”, maksudnya mereka baru dicurigai, diinvestigasi dan diadili setelah mereka tak lagi menduduki jabatan tertentu, semasa mereka menjabat tidak ada yang berani menyentuh mereka, ya benar, mereka mempunyai muti-vitamin yang membuat mereka kebal karena kedudukan/kekuasaanpublik yang mereka pegang. Hanya sedikit kasus korupsi diungkap kala seseorang sedang duduk dalam jabatan tertentu.

Jadi??? Negeri tercinta kita ini harus disebut apa sebenarnya? (minta pendapat dari semua kompasianer).

Wassalam

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun