Kegiatan kita sehari-hari sepertinya tidak bisa lepas dari aktivitas yang satu ini. Dibandingkan mengkhayal, melamun lebih kepada mengingat kembali sesuatu yang telah berlalu. Entah kenapa, melamun itu lebih banyak yang membayangkan kisah sedihnya dari pada kisah bahagianya. Heran juga, mungkin terbawa sinetron kali yak? Melamun adalah suatu hal yang wajar. Melamun tidak dilarang karena tidak merugikan siapa-siapa dan kita juga tidak mendapat dosa karenanya. Nah, membahas tentang melamun tentu ada beberapa hal yang harus kita ketahui. Secara singkat inilah manfaat dan bahaya melamun yang saya tulis berdasarkan pengalaman pribadi tentunya; Manfaat dulu ya.. Melamun membuat kita introspeksi. Membayangkan kembali masa lalu, memberikan kita gambaran tentang apa yang telah kita alami di masa lalu, terutama hal di mana kita berbuat kesalahan. Seringkali kesalahan yang telah kita lakukan itu tertutupi oleh kebahagiaan yang telah dapatkan. Melamun memberikan semangat. Membayangkan masa lalu di mana kita masih belum jadi siapa-siapa dan sekarang secara tidak disangka kita menjadi seperti sekarang, tentu memberikan kita motivasi bahwa sebenarnya kalau saya ‘begini’ saya bisa jadi seperti ‘ini’. Jadi kita tidak perlu lagi berkecil hati atas apa yang sedang kita usahakan. Melamun memberikan ide. Di saat pikiran kita tertekan, kita akan blank. Kita menjadi jenuh, tidak bisa berpikir bebas, dan mengeluarkan ekspresi. Bila mengalami hal seperti itu, melamunlah. Melamun itu akan mengikhlaskan pikiran sehingga dari yang semula tegang perlahan akan mengendor dan pikiran kita akan kembali segar. Sekarang, bahaya melamun seperti apa ya? Pikiran kita jadi kolot. Melamun itu sangat tidak disarankan bila sering dilakukan. Kita akan merasa hidup di dua dunia, dunia sekarang dan dunia masa lalu. Bila masa lalu kita pikirkan sekarang, tentu saja sudah tidak berlaku. Dunia berkembang sedemikian cepatnya dan tidak ada gunanya kalau kita selalu melihat ke belakang. Melamun bikin malas. Bila orang asyik dengan lamunannya, maka akan membuatnya malas. Pikiran tentang apa pun hanya sebatas dalam pikiran saja. Melamun itu membuat kita jadi malas berproses dan berusaha, terlalu banyak pertimbangan di pikiran sehingga hidup kita akan di situ-situ saja. Tidak ada kemajuan. Pikiran jadi picik, ini kalau yang dilamunkan hal-hal yang jorok. Tidak ada pikiran lain, cuma itu-itu saja di dalam pikiran. Akhirnya, jadi orang dengan kepribadian yang tidak berguna karena tidak ada sumbangsih yang baik untuk dirinya, apalagi buat orang lain.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H