Dua tim yang menurut saya patut diberi sorotan untuk putaran pertama di awal minggu pembukaan piala dunia 2010, tahun ini. Dua tim itu adalah Amerika Serikat dan Korea Selatan. Mereka sama-sama tangguh menaham imbang dan mengalahkan tim kuat Eropa.
Tak berkutik
Amerika Serikat bukan negara dengan tradisi sepak bola yang kuat. Hingga kini, kecintaan pada si kulit bundar itu masih terus dipromosikan. Namun, dalam tiga sampai empat kali piala dunia berlangsung, Amerika Serikat selalu lolos pada putaran piala dunia. Beberapa pemain andalan Amerika Serikat bahkan telah melalang buana di liga-liga tersohor dunia, seperti Liga Premier Inggris dan sebagian datangnya dari liga lokal.
Penampilan kesebelasan Amerika Serikat pada putaran pertama piala dunia kali ini patut diajungkan jempol. Lawan yang dihadapi pertama adalah Inggris, salah satu tim yang disebut-sebut menjadi calon juara. Namun, Inggris bukanlah menakutkan untuk Amerika Serikat. Hasil imbang (1-1) sudah cukup memberi bukti bahwa Amerika Serikat bukanlah tim underdog, pelengkap penderita yang meramaikan piala dunia.
Banyak prediksi yang mengunggulkan Inggris ketimbang Amerika Serikat. Dengan pemain segudang peluru, seperti Rooney, Heskey, Lampard, Gerrard kelihatannya Inggris akan lebih mudah menundukkan Amerika Serikat. Pasalnya, negeri Paman Sam itu bergantung pada pemain yang sudah tidak muda dan gesit, seperti Tim Howard,Landon Donovan, dan Clint Dempsey.
Prediksi tersebut terbalik. Inggris bahkan beberapa kali didikte oleh permainan dari kaki ke kaki Amerika Serikat. Gawang mereka terus menerus dibombardir, sedangkan lapangan tengah dikuasai.
Kebayakan orang membayangkan, Rooney akan dengan mudah mengkocar-kacirkan pertahanan Amerika Serikat dan menceploskan gol ke gawang Amerika Serikat. Atau Lampard, Gerard yang punya akselerasi dan tendangan maut bakal menembus gawang Amerika Serikat dengan mudah. Namun, kenyataan itu nyaris tidak terekam. Sepanjang 90 menit waktu normal, jarang sekali terlihat Ronney, Lampard, dan Gerrard bisa mendekati gawang Amerika Serikat dan mengancam dengan tendangan mematikan. Pertahanan belakang Amerika Serikat begitu kokoh, sulit ditembus. Dan Rooney, tidak bisa berbuat banyak.
Amerika Serikat jelas telah menunjukkan kelas yang berbeda dari Australia yang keok 0-4 dari Jerman.
Macan Asia
Kalau Korea Selatan menang tipis (1-0) atas Yunani pada laga partai penyisihan piala dunia kali ini, barangkali orang masih bisa berkomentar kemenang tersebut adalah kebetulan belaka. 1-0 bisa saja terjadi berkat kelelangan, blunder, atau kesalahan pemain lawan. Korea Selatan tinggal menunggu keberuntungan itu datang dan menceploskan kemenangannnya.
Pada laga Sabtu (12/6) kemarin, Korea Selatan berhasil mencukur Yunani 2-0. Kemenangan itu tentu saja menepis argument keberuntungan, karena sangat jarang terjadi tim sekelas Yunani melakukan kesalahan untuk kedua kalinya dan membiarkan lawan memukul telak. Keberhasilan itu semata-mata berkat kerja keras dan kepaduan kesebelasan Korea Selatan.
Hasil ini juga mengejutkan, mengingat Korea Selatan bukan merupakan tim favorit yang diunggulkan. Melihat catatan kesebelasan Yunani, Korea Selatan pantas tidak berharap mendapat simpatik kecuali dari pendukungnya sendiri. Yunanti adalah juara Eropa sebelum Spanyol. Saat itu, Yunani disebut-sebut sebagai titisan Belanda karena kembali menghidupkan total football khas Belanda. Karena itu pula, Yunani hingga kini masih tetap disegani. Lagipula, tidak banyak komposisi pemain dan pelatih yang berubah setelah Yunani menjuarai Piala Eropa tersebut.
Korea Selatan memang pernah menjadi semifinalis piala dunia di Jepang. Masuknya pemain negeri gingseng itu juga dibalur sejumlah kontroversi. Setelah di Jepang, Korea Selatan bahkan rontok pada piala dunia sesudahnya. Karena itu, banyak yang mengatakan bahwa masa keemasan Korea Selatan telah lewat.
Namun, kemenangan gemilang atas Yunani itu kembali membuka memori lama atas catatan tinta emas negeri tersebut. Korea Selatan telah menjungkirbalikkan prediksi dan muncul kembali sebagai macan Asia.
Ini yang patut diteladani. Menimbang tim nasional Indonesia belum pernah masuk piala dunia!(*)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H