AirAsia. Maskapai penerbangan berbiaya rendah asal Malaysia, memulai operasi di Indonesia sepuluh tahun lalu dengan mengakuisisi 49% saham AWAir (karena pemerintah melarang perusahaan asing mengempit separuh jumlah saham, apalagi lebih). Selama ini dikenal sebagai maskapai yang aman, tepat waktu, walau tidak benar-benar murah.
Saya jadi ingat, beberapa tahun lalu AirAsia muncul di beberapa slot iklan. Iklan yang menarik, memadukan keceriaan saat terbang dengan lagu yang membangun suasana + sedang hit saat itu ("Rocketeer" - Far East Movement), iklan ini seakan menegaskan citra positif AirAsia.
***
Beberapa hari ini media kita sibuk mengabarkan tentang kecelakaan pesawat AirAsia dengan nomor penerbangan QZ8501. Sejak dikabarkan hilang kontak pada hari Minggu (28/12) hingga kabar bahwa serpihan pesawat telah ditemukan 2 hari kemudian, sejumlah media memberikan porsi yang cukup banyak pada setiap program berita. Bagi media di Indonesia, ini sebenarnya hanya mengulang apa yang terjadi di awal 2007 ketika Adam Air hilang di dekat Sulawesi.
Sementara media di Indonesia mengulang hal yang sama, di tengah ketidakjelasan nasib pesawat tersebut, AirAsia menyampaikan keadaan tersebut dengan cara yang sederhana: mengubah skema warna pada logo AirAsia dari merah menjadi skala abu-abu. Perubahan logo ini berlaku untuk situs web dan semua akun jejaring sosial milik semua anak usaha AirAsia.
[caption id="attachment_387381" align="aligncenter" width="227" caption="Logo anak usaha AirAsia dalam skala abu-abu, melalui Facebook."][/caption]
Pewarnaan logo menjadi skala abu-abu ini juga dilakukan oleh akun Changi Airport, atas permintaan pengguna Facebook yang menyukai laman Changi Airport.
Tanpa bermaksud mengecilkan usaha yang dilakukan AirAsia, pewarnaan ulang logo ini ternyata tidak sepenuhnya disambut baik. Beberapa netizen mengkritisi logo tersebut di tengah ketidakjelasan kabar mengenai kecelakaan pesawat QZ8501, yang memang diakibatkan kurangnya informasi singkat (baca: caption) yang menyertai foto profil tersebut. Beruntung sebagian netizen yang mampu memahami maksud 'logo baru' tersebut dengan rela menjawab tanggapan miring tersebut.
Bicara penggunaan warna, ada banyak warna yang bisa digunakan untuk menjelaskan suasana tertentu. Dalam hal ini untuk suasana sedih dapat menggunakan warna biru, hitam untuk berkabung, merah untuk semangat dan lain-lain. Bisa saja AirAsia menggunakan warna biru untuk menyampaikan kesedihan yang menimpa, namun suasana ketidakjelasan yang lebih kentara membuat warna abu-abu lebih mudah digunakan untuk mengomunikasikan rasa sedih sekaligus simpati kepada korban pesawat dan keluarga.
Bicara komunikasi visual, jelaslah berbicara tentang cara menyampaikan pesan melalui pandangan mata. Menggunakan warna merah dengan atribut yang menceriakan, seperti yang lazimnya dilakukan AirAsia, atau menggunakan warna abu-abu untuk suasana dukacita, tentunya bukan keputusan yang mudah. Ada pilihan lain yang lebih menarik, namun dapat membuat pesan yang ingin disampaikan menjadi tidak diterima dengan baik. Yang terjadi belakangan menjadi catatan bahwa dalam menyampaikan pesan melalui visual selayaknya dapat ditangkap dengan baik bagi sebanyak mungkin orang, sehingga mereka dapat menjadi perpanjangan humas untuk menyampaikan pesan tersebut kepada lebih banyak orang.
---