Mohon tunggu...
Yopa Oriza
Yopa Oriza Mohon Tunggu... Guru - Guru

Guru Bergerak,, Indonesia Maju!

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Jurnal Refleksi Dwi Mingguan Model 3.2 Pemimpin dalam Pengelolaan Sumber Daya

24 Maret 2023   16:00 Diperbarui: 24 Maret 2023   16:02 499
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

JURNAL REFLEKSI DWI MINGGUAN MODEL 3.2 PEMIMPIN DALAM PENGELOLAAN SUMBER DAYA


Pada Jurnal Refleksi kali ini saya akan menggunakan Model Six Thingking Hots yang diperkenalkan oleh Edward de Bono pada tahun 1985. Model ini melatih kita melihat satu topik dari berbagai sudut pandang, yang disimbolkan dengan enam topi. Setiap topi mewakili cara berfikir berbeda-beda, beberapa diantaranya terkadang mendominasi cara kita berfikir. Oleh karenanya dengan semakin kita melatih keenam topi, kita akan dapat mengambil refleksi yang lebih mendalam. Berikut analisi keenam topi dalam jurnal kali ini:

1. Topi Putih: tuliskan informasi sebanyak-banyaknya terkait pengalaman yang terjadi, informasi ini harus berupa fakta bukan opini.

Sekitar pada 15-27 Februari 2023, saya mempelajari modul 3.2 Pemimpin dalam Pengelolaan Sumber Daya. Materi tersebut menjabarkan mulai dari deskripsi sekolah sebagai suatu ekosistem, Pendekatan berfikir berbasis aset, pendekatan berfikir berbasis masalah, Pendekatan ABCD (Asset Based Community Development) atau Pendekatan PKBA (Pengembangan Komunitas Berbasis Aset), Karakteristiek komunitas yang sehat dan Resilien, 7 Aset dalam komunitas (7 Modal) yaitu Modal manusia, modal soail, modal politik, modal agama/budaya, modal fisik, modal lingkungan/ alam, modal finasial.

Seperti modul sebelumnya, pembelajaran dilalui dengan alur MERDEKA. Mulai dari diri ( 15 Februari (2023) kami mempelajari materi tersebut dengan menjawab beberapa pertanyaan pemantik terkait faktor-faktor yang mempengaruhi ekosistem sekolah dan peran pemimpin dalam pengelolaan sumber daya. Hal ini dilakukan untuk mngetahui sejauh mana pengetahuan CGP tentang materi yang bersangkutan. Eksplorasi konsep mandiri (15 Februari 2023) kami mempelajari dan menjawab 10 slide yang terdapat dalam LMS, Eksplorasi konsep forum diskusi (16 Februari 2023) kami berdiskusi mengenai 4 kasus yang disajikan dalam LMS.

Sesama CGP saling memberi komentar, masukan serta saling bertukar gagasan. Dilanjutkan dengan ruang kolaborasi 1 (17 Februari 2023) untuk berdiskusi per kelompok untuk melakukan analisis 7 modal yang dimiliki sekolah. Lalu pada tanggal 18 Februari 2023 kami melakukan ruang kolaborasi 2 untuk mempersentasikan hasil pekerjaan diskusi kelompok di Rukol 1.

Setelah berdiskusi dan saling memberikan masukan, kami meperbaikinya lalu mengaupload tugas tersebut ke LMS tepat waktu. Demontrasi Kontekstual kami lakukan pada tanggal 21 Februari 2023, kami menganalisis sebuah video dari LMS lalu kami jabarkan visi, BAGJA, peran pemimpin dalam mengelola sumber daya yang terdapat dalam video tersebut.

Elaborasi dilakukan pada tanggal 23 februari pukul 13.00 dengan Instruktur yang handal dan hebat, dilanjutkan dengan koneksi antar materi pada tanggal 24 Februari 2023. Serta Aksi nyata dilakukan mulai tanggal 27 Februari 2023, yaitu melakukan kolaborasi dengan warga sekolah untuk menganalisis sumber daya yang dimiliki.

Pada satu minggu terakhir kami mendapatkan pendampingan individu ke 4 dari pengajar praktik. kami juga melakukan lokakarya ke 4 pada tanggal 25 Februari 2023 dari pukul 08.00 - 16.00 bertempat di SMPN 1 VII Koto Sungai Sarik Kabuapten Padang Pariaman.

2. Topi Merah, Gambarkan perasaan anda terkait dengan topik yang sedang dibahas, misalnya perasaan saat mempelajari materi baru atau saat menjalankan diskusi kelompok.

Mempelajari modul ini saya merasa bahagia dan bersyukur karena mendapatkan banyak ilmu baru tentang peran seorang pemimpin dalam pengelolaan sumber daya guna meningkatkan kulaitas pendidikan yang berpihak pada murid. Dalam mempelajari modul inipun sangat bervariasi penyajian materinya, analisis kasus, analisis video sampai saling berkomentar dan menguatkan antar CGP. Yang tak kalah menyenangkan pada saat tugas kelompok menggali sumber daya yang potensial di daerah, ternyata Kabupaten Padang Pariaman memiliki banyak potensi yang bisa dioptimalkan untuk pembelajaran.

Selain itu penguatan yang diberikan oleh fasilitator hebat (Bapak Sunarto Jeneponto) serta pengajar praktek yang keren (Bapak Andrizal Ali) semakin membuka paradigma berfikir saya untuk senantiasa berfikir aset dalam penerapan pengelolaan sumber daya yang tersedia.

3. Topi Kuning, Tuliskan hal-hal positif yang terkait dengan topik tersebut.

Ha positif yang bisa saya ambil dari modul 3.2 yaitu saya bisa lebih jauh menemukenali potensi sumber daya yang dimiliki oleh Sekolah, senantiasa berfikir berbasis aset untuk pengembangan dan pengelolaannya. Sehingga peningkatan kualitas pembelajaran yang berpihak pada murid dapat dilakukan secara optima.

4. Topi hitam, tuliskan kendala, hambatan atau risiko dari tindakan/peristiwa yang sedang dibahas.

Dalam menjalani modul ini ekstra menguras tenaga dan fikiran, karena bersamaan dengan jadwal ujian murid dan kegiatan serta tugas sekolah maupun tugas LMS yang kejar tayang dengan duadate yang telah di setting sistem. Alhamdulillah dengan semangat yang tinggi dan dukungan keluarga, teman0teman CGP serta PP dan Fasil, semua dapat terlalui dengan baik.

5. Topi Hijau, Jabarkan ide-ide yang muncul setelah mengalami peristiwa tersebut.

Ide yang muncul setelah mempelajari modul 3.2 yaitu: berkolaborasi dengan rekan sejawat, Kepala Sekolah, Yayasan, Komite Orang tua siswa,  untuk mengembangkan dan memberdayakan kemanfaatan asset secara optimal dan berkelanjutan. Senantiasa berifikir dengan paradigma berbasis aset baik dalam pembelajaran ataupun pergerakan komunitas sekolah dalam setiap program kerja yang dijalankan.

6. Topi Biru, Tarik Kesimpulan dari peristiwa yang terjadi, atau ambil keputusan setelah mempertimbangkan kelima sudut pandang lainnya. Bandingkan dengan tujuan yang ditetapkan sebelumnya.

Sekolah sebagai suatu eksositem senantiasa menjalankan sebuah relasi antara unsur biotik dan abiotik sehingga terjadi keselarasan dalam menjalankannya.

Pengembangan Komunitas Berbasis Aset (PKBA) berfokus pada potensi aset/ kekuatan sumber daya yang dimiliki oleh sebuah komunitas, membayangkan masa depan, berfikir tentang kesuksesan yang telah diraih dan kekuatan untuk mencapai kesuksesan tersebut, mengorganisasikan aset/kekuatan yang dimiliki, merancang sebuah rencana berdasarkan visi dan kekuatan, serta melaksanakan rencana aksi yang sudah diprogramkan.

PKBA merupakan suatu pendekatan berfikir dalam melaksanakan standar pengelolaan sekolah yang bersifat berkelanjutan dan bertanggung jawab. Sehingga penerapannya akan berjalan dengan optimal jika ditunjang dengan komunitas berkarakter sehat dan resilien.  

CGP dipersiapkan untuk menjadi seorang pemimpin dan berperan sebagai fasilitator untuk menggerakkan dan memimpin komunitasnya dengan paradigma berfikir aset, secara efektif dan efisisen dapat mengelola sumber daya yang tersedia secara optimal. Modal sumber daya yang dimaksud terdiri dari odal manusia, modal sosial, modal pollitik, modal agama dan budaya, modal fisik, modal lingkungan/ alam, modal finansial.

Guru Bergerak, Indonesia Maju!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun