Sagu adalah bahan makanan yang berasal dari batang pohon sagu (Metroxylon sagu), tumbuhan yang tumbuh subur di daerah tropis seperti Indonesia bagian timur.
 Bahan makanan ini kaya akan pati, yang merupakan jenis karbohidrat kompleks dan menjadi sumber energi penting bagi tubuh.
 Dalam setiap pohon sagu, dapat dihasilkan hingga 800 kilogram pati, menjadikannya sumber karbohidrat yang sangat melimpah dan berpotensi besar sebagai bahan makanan pokok.
Kandungan Gizi Sagu
Sagu adalah sumber karbohidrat yang mudah dicerna dan cepat diserap oleh tubuh. Dalam 100 gram sagu, terkandung sekitar 330 kalori serta sejumlah nutrisi penting, seperti:
- 83 gram karbohidrat: Sumber utama energi bagi tubuh, terutama dalam mendukung aktivitas sehari-hari.
- 1 gram protein: Meskipun jumlahnya kecil, protein tetap berperan dalam mendukung pertumbuhan dan perbaikan jaringan tubuh.
- 0,3 gram lemak: Kandungan lemak yang sangat rendah menjadikan sagu pilihan yang baik bagi mereka yang ingin mengurangi asupan lemak.
- 4,5 gram serat: Berperan penting dalam menjaga kesehatan pencernaan dan mencegah sembelit.
- 30 miligram kalsium: Mendukung kesehatan tulang dan gigi.
- 30 miligram fosfor: Membantu proses metabolisme tubuh dan memperlancar buang air kecil.
Selain itu, sagu memiliki keunggulan penting lainnya, yaitu tidak mengandung gluten. Hal ini menjadikannya sangat cocok untuk individu yang memiliki intoleransi gluten atau yang menjalani diet bebas gluten.Â
Sagu juga mengandung antioksidan, senyawa yang membantu melindungi tubuh dari kerusakan sel akibat radikal bebas yang dapat memicu berbagai penyakit kronis.
Manfaat Kesehatan Sagu
Meskipun sagu memiliki kandungan vitamin dan mineral yang lebih rendah dibandingkan dengan bahan makanan lain seperti gandum atau beras, sagu tetap menawarkan berbagai manfaat kesehatan yang signifikan.Â
Berikut beberapa manfaat utama dari konsumsi sagu:
1. Alternatif Sehat Pengganti NasiÂ
Sagu sering dianggap sebagai alternatif yang lebih sehat dibandingkan nasi. Hal ini karena sagu mengandung karbohidrat kompleks yang dicerna lebih lambat oleh tubuh, sehingga Anda merasa kenyang lebih lama.Â
Sebaliknya, nasi lebih banyak mengandung karbohidrat sederhana yang cepat diubah menjadi gula dalam darah, yang jika dikonsumsi berlebihan dapat meningkatkan risiko diabetes.