Sagu, makanan khas dari Indonesia bagian timur, menjadi sumber karbohidrat utama bagi masyarakat di sana. Karena beras sulit diakses di wilayah ini, sagu lebih dipilih sebagai bahan makanan pokok.Â
Dengan kandungan gizi yang tinggi, sagu tidak hanya memenuhi kebutuhan pangan sehari-hari, tetapi juga menjadi bagian penting dari budaya dan tradisi kuliner di wilayah timur Indonesia.Â
Pada kesempatan kali ini, saya akan menjelaskan bagaimana sagu sebenarnya berpotensi untuk bersaing dengan beras. Berikut adalah potensi dan kendala sagu sebagai makanan pokok pengganti beras.
Mari Kenalan dengan Sagu
Sagu (Metroxylon spp.) adalah tanaman dari famili Palmae yang penting sebagai sumber pangan di wilayah tropis Asia Tenggara dan Oseania, terutama di Indonesia.Â
Tanaman ini tumbuh di lahan rawa dan payau dengan diversitas genetik terbesar di sekitar Danau Sentani, Papua.Â
Meski potensi sagu di Indonesia sangat besar, mencapai 5 juta ton per tahun, perhatian pemerintah terhadap pengembangannya masih minim, dengan data lahan yang belum sepenuhnya jelas.Â
Padahal, sagu bisa menjadi komoditas penting, namun perkembangannya masih jauh dari optimal. Fakta menarik seputar potensi dan kendala sagu sebagai makanan pokok pengganti beras:
1. Prospek Pengembangan Sagu
Sagu sudah menjadi sumber pangan utama bagi masyarakat Maluku dan Papua. Selain itu, sagu juga berpotensi besar untuk dimanfaatkan dalam berbagai industri, seperti pangan, farmasi, dan bioplastik.Â
Di Malaysia, sagu telah dibudidayakan secara komersial, sementara di Indonesia, pengembangan sagu masih bergantung pada eksploitasi tegakan alami.Â
Untuk mendukung pengembangan komersial sagu di Indonesia, diperlukan dukungan yang lebih kuat dari lembaga keuangan dan pemerintah.