Senang rasanya membaca postingan teman-teman saya di Facebook yang bisa memanfaatkan kemampuannya dengan baik: Membuka usaha joki tugas, skripsi dan lain sebagainya.Â
Meski pada satu-dua orang dalam friend list saya, ada yang saya tahu persis ketika ia berkuliah dulu membutuhkan bantuan teman lainnya, tapi akhirnya ia tetap percaya diri membuka jasa serupa.Â
Perubahan itu nyata, kawan-kawan. Karena tidak ada yang mustahil bagi orang percayaÂ
Entah ini iri atau apalah itu, membaca postingan mereka-mereka yang menawarkan jasanya dalam friend list saya, membuat diri ini malah berandai-andai.Â
Andai saya bisa berbuat hal serupa. Andai saya menjadikannya jasa ketika ada teman yang minta dibantu dan lain sebagainya.Â
Waktu kuliah, ada satu hal yang paling saya ingat. Sesuatu yang saya bawa dari masa sekolahan. Entahlah. Saya menyebutnya sebagai suatu peringatan, sekaligus tantangan.Â
"Saya ini sebenarnya pintar. Waktu ada teman yang minta kerjakan tugas, saya kerjakan. Tapi ada bayarannya," kata guru saya dulu. "Makanya sekarang saya kayak tidak punya teman."
Saya mengingat kata-kata itu hingga akhirnya membawanya ikut ketika saya berkuliah. Saya merasa perlu memperingatkan diri saya sendiri sekaligus menjadikannya tantangan bahwa saya bisa membantu teman ataupun adik tingkat saya tanpa mengharapkan imbalan. Hasilnya? Tidak tahu entah jadi apa.Â
Namun, kalau diingat-ingat dan diandaikan itu dijadikan ladang cuan, ah, sepertinya sudah bisa digunakan untuk beli iPhone 14 pro wkwkwk.Â
Sayang sekali saya terlalu dendam dengan kata-kata guru saya yang tidak memiliki teman hanya karena membantu teman mengerjakan tugas dengan bayaran, hingga akhirnya saya mengerjakan tanpa bayaran.Â