Kuntowijoyo menafsirkan ayat tersebut dengan tiga gagasan penting yaitu humanisasi (amar makruf), liberasi (nahi mungkar) dan transendensi (beriman kepada Allah). Dalam konsepsi ini, saya kira kritikan terhadap PKS adalah sebuah jalan liberasi: mengkritik performa partai politik dan membuka mata publik (umat) atas kebobrokan-kebobrokan yang ada di tubuh partai.
Hasil akhirnya tentu saja bukan dalam kerangka ”menghabisi” PKS, tetapi sebuah jalan untuk menguatkan partai Islam agar sesuai dengan cita-cita awal pendirinya: menjadi partai yang benar-benar bersih, menjaga moralitas, tidak korupsi dan benar-benar memperjuangkan kesejahteraan masyarakat. Bukan sebaliknya, partai yang arogan, antikritik, hedonis serta mengunakan partai hanya untuk memperkaya diri sendiri.
Dengan demikian, kita tetap perlu terus menumbuhkembangkan sikap kritis ini, dan perlu terus-menerus menyalakan akal sehat. Ini demi pencerahan, demi Indonesia yang lebih baik. (Yons Achmad)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H