Partai Rakyat Demokratik (PRD) dibentuk tanggal 15 April 1996 di Sleman. Organisasi ini dikenal sebagai alat pergerakan rakyat yang revolusioner, idealis, dan berhaluan sosialis. Boleh dikata, PRD adalah motor perlawanan utama terhadap rezim Orde Baru. Itu dulu.
Lalu bagaimana dengan PRD saat ini? Kita ambil contoh kepengurusan PRD di Provinsi Sulawesi Utara (Sulut) yang dimotori oleh Jim Tindi dan Frans Kurniawan. Saat momentum Harkitnas 20 Mei 2015, PRD Sulut menggelar di pusat perbelanjaan elektronik IT Center Manado (milik Pengusaha Jemmy Asiku). Diskusi ini bertema “Pancasila Dasarnya, Trisakti Jalannya, Republik Indonesia Keempat Masyarakat Adil dan Makmur Tujuannya”. Pembicaranya adalah Jemmy Asiku, Frans Kurniawan, dan Jim Tindi.
Namun sayangnya dialog tersebut dibubarkan oleh pihak Kepolisian dengan alasan tidak ada ijin. Dalam kasus ini, mengundang pertanyaan besar. Ada hubungan apa sebenarnya antara pengurus PRD Sulut dengan pengusaha Jemmy Asiku? Pengusaha ini sendiri digadang-gadang akan menjadi salah satu calon dalam Pilkada serentak di Sulut tahun 2015. Apakah merupakan hal yang wajar jika kelompok sosialis berkolaborasi dengan kelompok kapitalis ?
Sebelumnya Jim Tindi melalui organisasi Gerakan Rakyat Anti Korupsi (GERAK) juga terlibat dalam advokasi kasus kerusuhan terkait lahan tambang emas di Kec. Ratatotok, Kab. Minahasa Tenggara pada 17 April 2015. Dalam kerusuhan tersebut, 1 unit rumah milik keluarga Jemmy Asiku dibakar massa, untungnya tidak ada korban jiwa dalam peristiwa tersebut. GERAK Sulut terus mengumpulkan fakta lapangan untuk mencari tahu siapa di balik aksi pembakaran rumah tersebut.
Dari kedua fakta tersebut di atas, anda sendiri yang dapat menyimpulkan. Ada apa dengan cinta?.....
[caption id="attachment_384733" align="alignleft" width="308" caption="HANYA TINGGAL SLOGAN"][/caption]
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H