Mohon tunggu...
Keriyono Sabiq
Keriyono Sabiq Mohon Tunggu... lainnya -

berbekal ketakwaanlah seseorang akan bahagia dunia akhirat

Selanjutnya

Tutup

Edukasi

About a Child...

6 Januari 2015   13:20 Diperbarui: 17 Juni 2015   13:43 8
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Beauty. Sumber ilustrasi: Unsplash

Perkembangan Anak. Mead sangat tertarik pada asal-usul diri, ia melihat percakapan isyarat sebagai latar belakang bagi diri, tetapihal itu tidak menyangkut diri, karena dalam percakapan semacam itu orang tidak menempatkan dirinya sendiri sebagai objek. Mead merunut asal-usus diri melalui dua tahap dalam perkembangan masa kanak-kanak.

Tahap bermain. Pertama adalah tahap bermain (play stage). Dalam tahap ini anak-anak mengambil sikap orang lain tertentu untuk dijadikan sikapnya sendiri. Meski binatang juga bermain, namun hanya manusialah yang bermain dengan orang lain. (Aboulafia, 1986:9). Mead memberikan contoh seorang anak yang bermain “Indian-indianan:. Ini berarti bahwa anak itu mempunyai sekumpulan stimuli tertentu yang dalam dirinya sendiri muncul respon yang juga muncul daam diri orang lain, dan mempunyai stimuli untuk menjawab indian. (Mead, 1934/1962:150) akibat dari permainan ii, sang anak belajar menjadi subjek dan objek dan mulai mampu membangun diri. Tetapi, itu adalah diri terbatas karena anak hanya dapat mengambil peran orang lain yang berbeda dan terpisah. Anak-anak mungkin memerankan “mami” dan “papi” dan dalam prsoes mengembangkan kemampuan mengevaluasi diri mereka sendiri sebagai orang tua mereka dan sebagai orang tertentu lainnya. Tetapi mereka tidak banyak memahami pengertian yang lebih umum dan terorganisir mengenai diri mereka sendiri.

Tahap permainan, Tahap selanjutnya adalah tahap permainan (game stage) yang diperlukan agar manusia dapat mengmebangkan diri menurut makna istilah itu sepenuhnya. Dalam tahap bermain-main (play), anak mengambil peran orang lain yang berlainan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Edukasi Selengkapnya
Lihat Edukasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun