Mohon tunggu...
Yoni Prawardayana
Yoni Prawardayana Mohon Tunggu... -

Seorang yang humoris, dan pintar mencairkan suasana :)

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Ketika Si Tuan Besar Berkuasa: Sejarah Pemerintahan Gubernur Jenderal Herman Willem Daendels di Nusantara (1808-1811)

24 Oktober 2014   21:51 Diperbarui: 17 Juni 2015   19:51 29666
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Pada akhir abad ke-18, terjadi suatu perubahan besar di Eropa, yaitu peristiwa revolusi Prancis dan diangkatnya Napoleon Bonaparte sebagai Kaisar Prancis. Sebagai pimpinan Prancis, Napoleon mulai melakukan agresi ke seluruh penjuru Eropa, termasuk ke negeri Belanda. Belanda takluk setelah diserang Prancis pada tahun 1794-1795. Januari 1795, secara resmi, Belanda jatuh ke tangan Prancis dan dengan segera didirikanlah pemerintahan boneka di sana.

VOC sebagai pemegang kekuasaan di Hindia Belanda mengalami serangkaian penyelidikan yang dilakukan pemerintah Belanda sendiri terkait dengan kebangkrutan yang dialaminya. Hal itu berujung pada dibubarkannya VOC pada tahun 1800. Sehingga dengan demikian, secara resmi tampuk kekuasaan beralih dari VOC ke tangan pemerintah Belanda. Pemerintahan baru ini disebut republik Bataaf.

Tahun 1806, Napoleon mengangkat Louis Napoleon sebagai penguasa di negeri Belanda. Louis Napoleon sebagai penguasa baru di negeri Belanda mengirimkan Herman Willem Daendels ke Jawa. Daendels tiba di Jawa pada tahun 1806. Segera setelah sampai di Jawa, dia mulai bekerja dengan melakukan serangkaian program kebijakan-kebijakan baru, seperti merombak total sistem administrasi, memperbarui sistem peradilan, dan kebijakan-kebijakan lainnya yang secara langsung atau tidak langsung, membawa perubahan besar di Hindia Belanda. Menarik untuk dilihat mengenai kiprah Daendels di Hindia Belanda ini dengan menampilkan sisi lain dari seorang Daendels yang dianggap sebagian orang sebagai sosok kejam.

Keadaan di Jawa Menjelang Dibubarkannya VOC

Pada periode tahun 1790-an, hubungan antara Jawa dengan Belanda dapat dikatakan stabil. Nyaris tidak ada konflik di antara keduanya. Dalam bidang pemerintahan, dapat dilihat bahwa pihak Belanda berkuasa langsung atas daerah pesisir utara, tetapi dalam kenyataannya, para penguasa lokal (bupati) yang bertindak sebagai wakil Belanda. Pada wilayah pedalaman, hubungan antara pihak Belanda dengan kerajaan-kerajaan di Jawa hanya berbentuk persekutuan belaka. Para residen Belanda di istana-istana Kerajaan Jawa hanya bertugas sebagai duta saja, bukan sebagai penguasa atau penjajah (Ricklefs, 2005:242-245).

VOC yang bertugas sebagai wakil Belanda di Jawa sudah hampir bangkrut. Hal itu menyebabkan pemerintah Belanda melakukan serangkaian penyelidikan terhadap VOC. Sehingga, pada tanggal 1 Januari 1800 (Ricklefs, 2005:242-245), VOC sebagai penguasa di Nusantara secara resmi dibubarkan setelah pemerintah Belanda berhasil mengungkap kebangkrutan, korupsi, dan skandal yang dilakukan oleh VOC. Wilayah-wilayah yang awalnya menjadi daerah kekuasaan VOC diserahkan kepada pemerintah Belanda. Dengan dibubarkannya VOC, Hindia Belanda diwariskan kepada pemerintah di Negeri Belanda yang saat itu disebut Bataafsche Republik. Penguasa yang dipercaya untuk mengurus Tanah Jajahan di Asia termasuk Hindia Belanda (dengan pulau Jawa sebagai pusatnya) adalah Raad van Asiatische Besittingen en Establisement yang bertanggung jawab kepada Dewan Eksekutif Rebublik.

Pengangkatan Daendels Sebagai Gubernur Jenderal

Belanda jatuh ke tangan Prancis setelah serangan bertubi-tubi yang dilakukan Prancis dalam kurun waktu Desember 1794 hingga Januari 1795. Segera setelah Belanda jatuh, Prancis membuat pemerintahan boneka di sana dengan membubarkan pemerintahan Heeren XVII dan menggantinya dengan sebuah komite baru. Tahun 1806 (Ricklefs, 2005:242-245), Napoleon mengangkat Louis Napoleon sebagai penguasa di negeri Belanda. Louis Napoleon sebagai penguasa baru di negeri Belanda mengirimkan Herman Willem Daendels ke Hindia Belanda guna mengamankan daerah itu dari serangan Inggris. Seperti yang telah kita ketahui bersama bahwa Inggris merupakan musuh besar Prancis. Belanda yang telah jatuh ke tangan Prancis secara tidak langsung menyebabkan negeri itu menjadi musuh Inggris. Louis Napoleon butuh figur untuk dapat mengamankan pulau Jawa yang merupakan sentral kekuasaan Belanda di kawasan samudera Hindia dan Asia Tenggara.

Daendels adalah seorang pemuja prinsip–prinsip pemerintahan yang revolusioner. Dia membawa suatu gagasan pembaruan dengan berusaha untuk memberantas ketidakefisienan, penyelewengan, dan korupsi yang terjadi terutama di Jawa yang menjadi pulau sentral kekuasaan Belanda.Pada tanggal 1 Januari 1808, Daendels tiba di pelabuhan kecil dekat Banten. Setelah sampai di Batavia, dia kemudian memutuskan untuk meninggalkan kota yang menurutnya tidak sehat itu dan pindah ke Buitenzorg (Bogor). Daendels kemudian mulai bekerja memangkas korupsi, menata administrasi, dan menata jalan serta benteng.

Program Kerja Daendels

1. Bidang Pertahanan

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun