Mohon tunggu...
Lam Syahrizal
Lam Syahrizal Mohon Tunggu... Penulis - Mahasiswa UIN SGD Bandung

Tulisan dari seorang Gen Z yang memimpikan kesejahteraan dan keadilan di bumi ibu Pertiwi.

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Berpikir Sehat

24 April 2023   15:11 Diperbarui: 24 April 2023   15:13 34
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

 OLEH: LAM SYAHRIZAL

Manusia yang hakikatnya sebagai pemimpin makhluk dan menjadi yang paling sempurna ketika diciptakan oleh Tuhan dikaruniai pikiran untuk menjadi filter kehidupan. Diharapkan dengan dibekali akal pikiran, manusia menjadi bijaksana dan tepat dalam menjalani kehidupan. Oleh sebab itu istilah manusia yang berakal budi sudah tidak aneh lagi untuk disematkan kepada spesies ini, filter yang dipasang merupakan yang paling ampuh bagi diri makhluk sendiri dan makhluk lain yang notabene ikut terkena dampak atas segala perbuatan yang telah dilakukan sang pengambil keputusan.

Analoginya begini, jika kepala yang memiliki mata sudah tidak lagi sehat untuk dapat beraktifitas seperti biasa maka apalah daya kaki yang Tangguh berlari ribuan kilo atau tangan yang sanggup mengangkat beban begitu berat. Kepala yang sehat akan menjadi actor utama dari semua macam pergerakan tubuh, oleh sebab itu sangat dibutuhkan kesehatan semua anggota tubuh terutama kepala yang dingin. Dan pikiran adalah kepala kehidupan, ia menjadi penengah dan penggerak semua kegiatan kehidupan makhluk Tuhan, tanpa pikiran yang sehat maka akan ada ketimpangan. Penulis sering mengatakan bahwa pikiran adalah pengambil keputusan atas segala saran dan masukan dari hati manusia serta nafsu. Dimana pikiran akan selalu dipengaruhi oleh dua komponen ini, pikiran yang sehat akan bijaksana dalam mengambil keputusan yang sesuai situasi yang dibutuhkan, dimana ego dari hati dan nafsu tetap harus dapat ditundukkan oleh pikiran. Jika kita mengatakan bahwa buang saja nafsu manusia supaya segala arahan hati terlaksana, bukannya hati merupakan sumber kebaikan. Mungkin jika kita lihat sekilas pendapat ini bisa kita benarkan, tapi di lain sisi nafsu maupun hati tidak bisa kita ketepikan baik kedua nya ataupun salah satunya. Sebab, mereka berdua memiliki andil masing-masing di waktu tertentu, sebagai contoh kecil jika ada seorang anak kecil yang masih dalam pertumbuhan tidak mau makan teratur maka kita harus dapat memposisikan nafsu nya diatas akal pikiran anak tadi supaya yang mulanya dia tidak berniat untuk makan dengan berbagai alasan yang keluar dari pikiran nya menjadi bernafsu untuk makan. Begitu lah kira-kira nafsu mengambil peran dalam kehidupan makhluk Tuhan.jika ada yang menanyakan dimana peran personal hati, nampaknya terlalu keterlaluan jika itu terucap dan sungguh tidak perlu lagi penulis jelaskan disini bagaimana hati mengambil peran besar kehidupan.

Begitulah kira-kira pikiran sehat dibutuhkan dalam kehidupan, pada dasarnya orang yang tidak sehat pikiran nya akan disebut penderita sakit jiwa namun terlalu kasar juga jika itu diutarakan pada kesempatan ini, manusia adalah makhluk sosial dan manusia mempunyai pikiran untuk bertindak sesuai norma kemanusiaan. Sesungguh nya pikiran yang sehat berawal dari tubuh yang kuat maka dari itu untuk mendapatkan pikiran positif kita harus memperhatikan dan melakukan beberapa hal secara habits yaitu, sering berolahraga dan teratur dalam pola makan, mendengarkan lagu lagu yang membawa aura semangat, berusaha berada dalam lingkungan bagus dan yang terpenting adalah berusaha untuk memperbaiki diri dan berniat untuk kebermanfaatan umat. [*]

Bandung, 24 April 2023

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun