Mohon tunggu...
Yongky TeguhSetiaji
Yongky TeguhSetiaji Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - S1 Pendidikan Akuntansi

Young Researcher

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Cinta di Pasar Saham: Mengungkap Dampak Hari Valentine Terhadap Harga Saham di Asia Tenggara-Riset Terkini dari Departemen Akuntansi FEB UM

11 November 2024   19:13 Diperbarui: 11 November 2024   20:08 74
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: Dokumen Pribadi, 2024

Suka cita hari valentine, tidak hanya dirasakan oleh kawula muda tetapi juga pada emosi investor. Penelitian yang dilakukan oleh Ani Wilujeng Surani, Ika Putri Larasati, dan Dinda Okta Riewpassa dari Universitas Negeri Malang ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh hari Valentine terhadap return indeks saham di Kawasan Asia Tenggara yaitu Indonesia, Malaysia, Thailand, Filipina, Singapura, dan Vietnam. Periode pengamatan dalam penelitian ini ialah 10 tahun, dimulai sejak tahun 2014-2023. Pada hari-hari tertentu, seperti Valentine timbul emosi positif dalam diri investor yang membuat mereka bertindak secara irasional dalam mengambil keputusan. Temuan penelitian ini mengonfirmasi Efficient Market Hypothesis (EMH) yang menyatakan bahwa pasar efisien adalah pasar dengan investor yang memanfaatkan seluruh informasi publik. Hasil dari penelitian ini juga berkontribusi dalam penguatan Sustainable Development Goals (SDGs) 8 karena dapat berguna bagi investor dalam membuat keputusan investasi melalui pemanfaatan anomali pasar untuk menghasilkan return saham dan bagi manajer perusahaan dalam merespon anomali pasar dengan mengubah strategi atau kebijakan usahanya.

Efficient Market Hypothesis (EMH)

EMH mempersepsikan bahwa pasar efisien merupakan pasar dengan harga sekuritas mencerminkan semua informasi public baik informasi umum maupun rahasia. EMH membagai pasar kedalam tiga jenis, antara lain:

  • Pasar efisien bentuk kuat, mengasumsikan bahwa harga berisi seluruh informasi baik yang tersedia untuk umum maupun informasi rahasia yang hanya diketahui oleh sebagain orang tercermin dalam harga saham. Akibatnya, investor tidak memperoleh return karena harga saham selalu mencerminkan harga wajar.
  • Pasar efisien bentuk semi kuat, mengasumsikan bahwa harga sekuritas mencerminkan informasi publik yang hanya tersedia di pasar.
  • Pasar efisien bentuk lemah, mengasumsikan bahwa harga yang tercermin diperoleh dari informasi data di masa lalu. Akibatnya, investor tidak mendapatkan keuntungan lebih karena hanya mengandalkan informasi masa lalu, sementara perubahan harga ialah hasil dari informasi baru yang tidak terduga dan muncul secara acak. Bentuk ini dapat menjadi tidak efisien apanila terdapat fenomena seperti anomali pasar.

Fenomena anomali pasar pada hari valentine

Anomali pasar terdiri dari berbagai jenis, salah satunya ialah anomali kalender yang terjadi karena adanya pola pergerakan harga saham pada hari, bulan, tahun, dan periode tertentu. Beberapa peneliti telah melihat dampak dari hari-hari besar tentu seperti Idul Fitri dan Ramadhan terhadap peningkatan return saham. Sama halnya dengan hari-hari besar tersebut, hari Valentine juga identik dengan hari perayaan kasih sayang yang tidak terbatas pada hubungan kekasih tetapi juga kekeluargaan dan persahabatan. Pada momen tersebut, timbul emosi positif, yang dalam beberapa penelitian terkini menunjukkan bahwa aspek emosi dapat berpengaruh terhadap perilaku, pilihan, penilaian risiko, dan pemikiran rasional investor. Aspek emosi membuat investor menjadi irasional dalam mengambil keputusan sehingga menyebabkan pasar menjadi tidak sesuai dengan asumsi EMH. Pada saat merasakan emosi positif, suasana hati seseorang akan membaik dan membuat pikiran menjadi lebih terbuka untuk menerima peluang baru. Emosi ini juga berpengaruh pada investasi dimana saat investor merasakan emosi positif maka pandangannya menjadi lebih optimis dalam menilai saham sehingga mampu menghasilkan return.

Pengaruh hari valentine terhadap return indeks saham di Kawasan Asia Tenggara

Rerata return indeks saham menunjukkan nilai positif pada negara Indonesia, Malaysia, dan Vietnam. Reaksi positif disebabkan oleh berita positif yang mendorong emosi investor menjadi optimis untuk membeli saham sehingga membuat harga saham meningkat dan mengahasilkan return bagi investor. Selama 10 tahun pengamatan, return di hari Valentine cukup fluktuatif, pada tahun 2020 hingga 2021 misalnya, return di hari Valentine mengalami penurunan selama pandemi COVID-19 akibat kepanikan investor di pasar saham. Di tahun 2022, investor memperoleh return yang lebih tinggi dibandingkan dengan tahun sebelumnya karena pertumbuhan ekonomi di masing-masing negara mulai bangkit kembali setelah mengalami penurunan akibat pandemi COVID-19. Namun pada tahun 2023, investor kembali memperoleh return yang rendah dibandingkan dengan tahun 2022 karena terjadi resesi pada perekonomian di Asia Tenggara yang menimbulkan inflasi

Hasil pengujian hipotesis dengan Generalized Autoregressive Conditionally Heteroscedastic (GARCH) menunjukkan bahwa hari valentine berpengaruh terhadap return indeks saham di Asia Tenggara. Temuan tersebut mengonfirmasi EMH yang menyatakan bahwa pasar efisien yaitu jika investor dapat memanfaatkan seluruh informasi publik yang telah tersedia. EMH menyebutkan bahwa investor berperilaku rasional dengan mempertimbangkan keputusan investasi berdasarkan informasi publik. Namun, hari Valentine membuat investor menjadi irasional karena mengambil keputusan investasi berdasarkan emosi positif yang sedang dirasakan sehingga menyebabkan pasar menjadi tidak sesuai dengan asumsi EMH. Investor menjadi lebih berani dalam mengambil keputusan berisiko untuk menghasilkan return.

Ketika dilakukan pengujian GARCH per Negara, ditemukan bahwa hari Valentine berpengaruh positif terhadap return indeks saham di Malaysia, berpengaruh negatif di Thailand dan Singapura, serta tidak berpengaruh di Indonesia, Filipina, dan Vietnam. Di negara Malaysia berpengaruh positif karena kondisi pasar regional yang mengalami tren naik di hari Valentine. Hasil penelitian menunjukkan, hari valentine berpengaruh negative terhadap return indeks saham di Thailand dan Singapura, artinya para investor di negara tersebut mendapatkan return yang lebih rendah. Temuan ini dapat terjadi karena euforia yang berlebihan dapat memengaruhi perilaku investor menjadi terlalu percaya diri terhadap keputusan investasi sehingga menyebabkan investor tidak menilai risiko pada saham dengan rasional. Hal tersebut memengaruhi keuntungan yang didapatkan investor lebih rendah dari harga saham. Selain itu, temuan ini menunjukkan bahwa hari Valentine tidak berpengaruh terhadap return indeks saham di negara Indonesia, Filipina, dan Vietnam. Warga negara Indonesia masih memegang erat kebudayaan lokal, sedangkan hari Valentine merupakan tradisi yang berasal dari barat sehingga perayaan ini dianggap bukan tradisi budaya Indonesia. Di negara Filipina investor merasakan emosi positif terhadap hari Valentine yang didukung oleh survei Social Weather Stations (SWS) yang menunjukkan bahwa masyarakat merasa bahagia di hari Valentine. Survei SWS menunjukkan bahwa adanya pengaruh emosi positif saat perayaan hari Valentine, tetapi hal tersebut mungkin tidak memengaruhi pasar saham. Investor tertentu di pasar modal Filipina mendapatkan keuntungan dengan menggunakan analisis teknis dan data historis sehingga menunjukkan adanya efisiensi pasar bentuk lemah. Hari Valentine juga tidak berpengaruh di negara Vietnam karena pasar saham di negara tersebut kurang sensitif terhadap peristiwa budaya sehingga dianggap sebagai pasar keuangan yang relatif kurang

Kesimpulan

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun