Mohon tunggu...
Yongky TeguhSetiaji
Yongky TeguhSetiaji Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - S1 Pendidikan Akuntansi

Young Researcher

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Mahasiswa Akuntansi di Tuntut untuk Berpikir Kritis: Kebiasaan dan Fakta di Lapangan

31 Agustus 2024   11:50 Diperbarui: 31 Agustus 2024   12:02 95
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ruang Kelas. Sumber Ilustrasi: PAXELS

Abad-21 menuntut mahasiswa untuk memiliki berbagai kompetensi, seperti critical thinking, collaboration, communication, dan creativity. Namun jika kita lihat faktanya dilapangan khususnya mahasiswa akuntansi, ternyata masih banyak yang tidak memiliki kemampuan berpikir kritis dengan baik. Mengapa demikian? Terdapat beberapa hal yang menyebabkan itu (1) Kurikulum yang didesain oleh universitas tidak mendukung mahasiswa untuk memiliki kemampuan berpikir kritis. 

Hal ini dapat dilihat dari implementasi pembelajaran di kelas yang belum sepenuhnya mendukung mahasiswa untuk belajar secara mandiri, dosen masih sebagai pusat pembelajaran sehingga mahasiswa cenderung malas. (2) Konteks pembelajaran akuntansi yang bersifat teknis dan prosedural membatasi mahasiswa untuk berpikir kritis, karena mereka dibatasi oleh aturan baku, sehingga mereka tidak bisa melanggar aturan tersebut. Oleh karena itu jika ditinjau dari konteks mahasiswa akuntansi, secara kurikulum dan sifat pembelajarannya dapat disimpulkan belum mendukung mahasiswa untuk berpikir kritis.

Namun berdasarkan hasil penelitian yang sudah dilakukan oleh Tim Departemen Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Negeri Malang, yaitu Yongky Teguh Setiaji, Sanny Sheilla Novia, Salsabila Putri Pamungkas dibimbing oleh Ibu Ani Wilujeng Suryani, Ph.D., kemampuan berpikir kritis mahasiswa akuntansi dapat ditingkatkan melalui kebiasaan berpikir (disposition) yaitu analyticity, open minded, truth seeking, dan self-confidence. 

Hal ini awalnya didasarkan pada teori self regulated learning yang menyatakan bahwa setiap individu memiliki regulasi mandiri yang bisa mengatur langkah untuk melakukan sesuatu. Dengan melakukan kebiasaan berpikir kritis, mahasiswa akan lebih terbantu memiliki keterampilan abad 21. Terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan oleh pemerintah yaitu menanamkan kurikulum berbasis critical thinking sehingga kebutuhan profesi akuntan akan terakomodir dengan baik.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun