Mohon tunggu...
Yon Bayu
Yon Bayu Mohon Tunggu... Penulis - memaknai peristiwa dari sudut pandang berbeda | menolak kampanye kebencian atas nama agama

memaknai peristiwa dari sudut pandang berbeda | menolak kampanye kebencian atas nama agama

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop Pilihan

Marshanda, Kisah tentang Ayah Durhaka

28 Maret 2016   11:33 Diperbarui: 29 Maret 2016   00:25 3490
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Membaca berita artis Marshanda, mengunjungi Panti Sosial Bina Insan (PSBI), Cipayung, Jakarta Timur untuk menjenguk ayahandanya, Irwan Yusuf yang terjaring petugas P3S Sudinsos Jakarta Selatan saat mengemis di Jalan Bangka, hatiku benar-benar trenyuh. Sebagai seorang ayah dari dua anak gadis dan berstatus single parent, aku ikut bangga pada Caca- demikian artis cantik ini akrab disapa, sekaligus marah dengan ulah ayahnya.

Selama ini kita dicekoki dengan kisah tentang anak durhaka. Apapun alasannya, anak harus berbakti pada orang tua. Bahkan kepada orang tua yang telah menelantarkannya sejak bayi- sejak dalam kandungan, anak tetap wajib menghormatinya.

Pada beberapa alasan, aku sependapat, khususnya jika ditujukan pada ibu. Tetapi aku tidak sependapat jika anak yang telah dicampakkan, dibuang di selokkan saat bayi, ditinggal pergi saat masih dalam kandungan karena ayahnya gila dengan perempuan lain, atau kehamilan itu akibat perkosaan, juga harus berbakti pada orang tuanya, terutama ayahnya. Aku akan menandatangani petisi persetujuan jika ada anak dengan kondisi itu menggugat untuk tidak mengakui ayahnya.

Ada beberapa alasan mengapa aku begitu marah membaca sosok Irwan Yusuf. Pertama, ketidakhadirannya dalam hidup Caca pada saat dia masih membutuhkan kasih sayangnya. Perceraian tidaklah menghalangi dirinya untuk ikut merawat anaknya. Nyatanya, dia sama sekali tidak berusaha memberikan itu. Menurut Caca, mereka lost contact hingga Caca berusia 15 tahun.

Setelah pertemuan itu, mereka kembali lost contant. Mungkin saja Caca yang sengaja memutus hubungan komunikasi dengan ayahnya. Tapi ingat, ini baru dugaan sepihak. Sebab ada kemungkinan juga pihak ayahnya yang melakukan itu. Tetapi andai pun Caca yang melakukan, aku tetap sependapat karena saat itu Caca tengah menanjak menjadi artis top. Untuk apa dia hadir ketika anaknya sudah terkenal. Karena pamrih? Kemana saja kemarin saat dia membutuhkan kasih sayangnya, nasehatnya?

Kedua, ada indikasi kuat Irwan Yusuf sengaja mempermalu anaknya. Irwan mengemis bukan dengan tujuan untuk mendapatkan sesuap nasi, tapi benar-benar hendak mempermalu anaknya. Buktinya, dia mengemis di Jalan Bangka yang letaknya tidak terlalu jauh dari kediaman Caca. DIa juga dengan (bangga?) mengatakan dirinya ayah Marshanda kepada semua orang, dari tukang ojek, pemilik warung, bahkan mungkin orang-orang yang dimintai sedekah.

Ketiga, melihat sosoknya, Irwan Yusuf masih cukup kuat untuk melakukan pekerjaan lain selain mengemis. Hal ini memperkuat argumen kedua, bahwa dia mengemis bukan karena terpaksa tetapi karena ada tujuan terselubung yakni untuk mempermalu anaknya. Benar-benar edan…!

Seorang ayah mestinya rela melakukan apapun demi anaknya, demi kebahagiaan anaknya. Seorang ayah akan rela merampok sekalipun demi anaknya. Ayah yang baik tidak akan menuntut apapun dari anaknya. Jangan pernah menganggap anak sebagai invenstasi yang kelak akan dipetik hasilnya.

Aku benar-benar menaruh hormat pada Caca karena dia tidak down dengan ulah ayahnya, bahkan langsung mengunjunginya begitu “kisah pilu” ayahnya dijadikan bahan pemberitaan media. Dengan tegar Caca mengatakan dirinya tetap bangga dan sayang pada ayahnya, meski aku yakin batin Caca hancur lebur akibat ulah ayahnya. Hal ini perlu ditekankan, karena beberapa di antara kita ada yang merasa malu, bahkan tidak mau mengakui orang tuanya, ketika mulai sedikit memiliki uang dan ketenaran.

Kepada nitizen, berhentilah menghujat Caca karena aku yakin, kalian tidak akan sanggup melakukan hal yang sama ketika berada di posisinya.

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun