Mohon tunggu...
Yon Bayu
Yon Bayu Mohon Tunggu... Penulis - memaknai peristiwa dari sudut pandang berbeda | menolak kampanye kebencian atas nama agama

memaknai peristiwa dari sudut pandang berbeda | menolak kampanye kebencian atas nama agama

Selanjutnya

Tutup

Politik Artikel Utama

Duet Gerindra-PKS Ancam Dominasi PDIP

24 April 2017   16:43 Diperbarui: 25 April 2017   05:00 4569
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Penyanyi Cita Citata. Foto: ist.

Satu persatu wilayah yang dikuasai PDI Perjuangan rontok. Setelah kehilangan Banten dan Jakarta, PDIP diperkirakan juga akan kembali gagal merebut kursi Jabar I, meski menjadi pemenang pada Pemilu 2014. Adalah duet Partai Gerindra dan PKS yang menggagalkan ambisi PDIP untuk menguasai tanah Jawa bagian barat.

Sebelum gelaran pilkada serentak 2017, kader-kader PDIP masih diliputi euforia kemenangan Pemilu 2014. Mereka memiliki keyakinan tinggi untuk mempertahankan kekuasaannya di Banten dan DKI Jakarta. Bahkan Ketua Umum DPP PDIP Megawati Soekarnoputri masih yakin Rano Karno - Embay Mulya Syarief, ada keajaban menjadi pemenang Pilkada Banten meski saat itu hasil hitung cepat (quick count) menempatkan rivalnya, Wahidin Halim - Andika Hazrumy, sebagai pemenang. 

Demikian juga dengan Pilkada DKI Jakarta. Megawati tetap meyakini Basuki Tjahaja Purnama – Djarot Saiful Hidayat akan mengalahkan Anies Rasyid Baswedan – Sandiaga Salahuddin Uno. Tidak heran jika Megawati sangat terkejut ketika melihat quick count yang menyebutkan perolehan suara jagoan PDIP jauh di belakang jagoan Gerindra-PKS alias jomplang.

Dua kekalahan pilkada di tlatah Jawa pasca Pemilu 2014 merupakan pukulan telak mengingat di Banten dan Jakarta PDIP memiliki double keunggulan, yakni pemenang pemilu dan incumbent. Terlebih, jagoan PDIP dikalah oleh musuh yang sama yakni duet Partai Gerindra dan PKS, meski untuk Banten duet partai Koalisi Merah Putih ini masih disokong dukungan dari Partai Golkar, Demokrat, Hanura, PAN dan PKB.

Kondisi Jawa Barat sangat tidak menguntungkan bagi PDIP. Sejak digelar pemilihan Gubernur dan Wakil GUbernur Jawa Barat di era reformasi, jagoan PDIP selalu kandas. Pada PIlgub 2003 yang dilaksanakan oleh DPRD setempat, pasangan ayo Tarmadi - Rudi Harsya Tanaya yang diusung PDIP dan Partai Kebangkitan Bangsa kalah dari pasangan Dani Setiawan - Nu`man Abdul Hakim yang dijagokan Partai Golkar dan Partai Persatuan Pembangunan.   

Demikian juga pada Pilgub 2008. Pasangan Agum Gumelar – Nu’man Hakim yang diusung PDIP bersama PPP, PKB, PKPB, PBB, PBR dan PDS hanya mampu meraih 34,55 persen suara, selisih hampir 5 persen dibanding pasangan pemenang Ahmad Heryawan – Dede Yusuf  yang dijagokan PKS dan PAN. Pada Pilgub 2013, pasangan Rieke Dyah Pitaloka – Teten Masduki  juga mengecewakan Ketua Umum  PDIP Megawati Soekarnoputri karena hanya mampu meraih dukungan 28,41 persen, kalah dari pasangan Ahmad Heryawan – Deddy Mizwar yang diusung PKS.

Kini Pilgub Jabar 2018 sudah memasuki fase sosialisasi para calon yang akan mencoba mengambil kursi yang ditinggalkan Ahmad Heryawan. Pertarungan akan sengit karena diperkirakan bakal diikuti oleh wajah-wajah baru yang masih muda seperti Walikota Bandung Ridwan Kamil dan Bupati Purwakarta Dedi Mulyadi.

Meski baru Ridwan Kamil yang menyatakan akan maju pada Pilgub Jabar 2018 dan sudah mendapat mendapat dukungan Partai Nasdem, namun Bupati Purwakarta Dedi Mulyadi bisa dipastikan juga akan ambil bagian. Dengan posisinya sebagai ketua DPD  Partai Golkar Jabar, tidak sulit bagi Dedi untuk mendapat dukungan partai lain. Terlebih saat ini Golkar memiliki 17 kursi di DPRD setempat atau hanya kurang 3 kursi untuk bisa mengusung pasangan calon (paslon). Jika DPP Partai Hanura- yang memiliki 3 kursi di DPRD Jabar, mengesahkan dukungan yang diberikan kadernya di tingkat DPC dan DPD, Dedi Mulyadi dipastikan akan mengikuti  kontestasi demokrasi untuk memperebutkan kursi Jabar I.

Bagaimana dengan PDIP? Sebagai satu-satunya partai yang bisa mengusung pasl;on sendiri tanpa koalisi, mesin PDIP justru belum panas. Belum ada nama-nama kader PDIP yang mencuat. Bahkan sejumlah pengurus PDIP secara terbuka menyebutkan kecenderungan partainya untuk mengusung Ridwan Kamil. Ini tentu ironi. Sebab Ridwan Kamil bukan kader PDIP. Bahkan pada pemilihan Walikota Bandung 2013, Ridwan Kamil justru diusung oleh Gerindra dan PKS, menjungkalkan jagoan PDIP-PAN, Ayi Vivananda – Nani Suryani Rosada. Jika PDIP tetap nekad mencalonkan Ridwan Kamil, dipastikan menimbulkan gejolak internal sebagaimana di DKI Jakarta 2017 ketika Megawati lebih suka menggunakan hak prerogatifnya dalam menetapkan paslon yang diusung daripada mendengarkan suara kader.

PDIP juga memiliki kader-kader yang “layak jual” untuk Pilgub Jabar  seperti Rieke Dyah Pitaloka, Tb Hasanudin dan jangan lupa, Teten Masduki yang saat ini menjabat Kepala Staf Kepresidenan sejak 2 September 2015 lalu. Teten memiliki kans lebih besar dibanding Tb Hasanudin maupun  Rieke alias Oneng karena akan mendapat dukungan dari kaum muda yang jenuh dengan perilaku koruptif pejabat, penggiat sosial, buruh non KSPI, praktisi pendidikan dan kelompok masyarakat urban. Rendahnya elektabilitas Teten Masduki di daerah pinggiran, bisa ditutup dengan menggandeng calon yang familiar di telinga masyarakat Sunda seperti Desy Ratnasari, bahkan si geulis Cita Citata yang parasnya benar-benar mewakili wanoja Sunda.

Tetapi jika PDIP berpikir praktis hanya untuk membendung dominasi Gerindra dan PKS, Ridwan Kamil memang menjadi langkah termudah. PDIP tidak perlu all out karena Kang Emil- demikian sapaan akrab Ridwal Kamil, tinggal hanya membutuhkan sedikit keberuntungan untuk bisa memenangkan Pilgub Jabar.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun