Mohon tunggu...
Yon Bayu
Yon Bayu Mohon Tunggu... Penulis - memaknai peristiwa dari sudut pandang berbeda | menolak kampanye kebencian atas nama agama

memaknai peristiwa dari sudut pandang berbeda | menolak kampanye kebencian atas nama agama

Selanjutnya

Tutup

Politik Artikel Utama

Diskusi Kecil Bersama Sekjen PDIP

9 April 2017   12:47 Diperbarui: 10 April 2017   02:00 1546
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Penulis bersama Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto. Foto: dokpri

Bertandang ke rumah Sekretaris Jenderal DPP PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto selalu memberi kesan baru. Diskusi soal kebangsaan hingga pilkada, dari fakta hingga hoax, selalu menyenangkan. Terlebih “lawannya” tokoh-tokoh yang selama ini hilir-mudik di panggung nasional.  Tentu tulisan ini bukan untuk membahas soal diskusi-diskusi tersebut.

Layaknya rumah tokoh partai, terlebih dengan jabatan sangat strategis, kediaman Hasto di bilangan Sutan Syahrir Menteng Jakarta Pusat, tak pernah sepi dari kunjungan para politisi- lawan maupun kawan, juga pemangku kebijakan baik di pusat maupun daerah. Juga para pakar dari disiplin ilmu di luar politik seperti intelijen dan ekonomi. Di samping merupakan salah satu “pintu kecil” menuju Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri, Hasto dikenal sebagai politisi santun yang jauh dari sikap kontroversi.

Diskusi di rumah Hasto belakangan ini tentu lebih hangat, terutama karena terkait semakin dekatnya pelaksanaan pilkada DKI Jakarta putaran kedua. Strategi pemenangan jagoan PDIP, Basuki Tjahaja Purnama – Djarot Saiful HIdayat selalu mendominasi diskusi-diskusi kecil tersebut. Jika Anda membayangkan  diskusi tersebut disertai saran-saran untuk menghancurkan pasangan Anies Rasyid Baswedan- Sandiaga Salahuddin Uno yang menjadi lawannya jagoan PDIP, silahkan gigit jari!

“Fitnah ngga itu?” tanya Hasto ketika ada yang memberitahu isu penjiplakan lagu kampanye Anies-Sandiaga tengah menjadi trending topic di jagat maya. 

Ya, Hasto, juga Djarot saat ikut nimbrung diskusi beberapa waktu sebelumnya, selalu menolak cara-cara fitnah untuk menjatuhkan lawan. Tanggapan atas isu penjiplakan lagu kampanye Anies-Uno hanya salah satu contoh kecil. Bagi Hasto, politik harus dijauhkan dari fitnah dan curang.  Cara-cara semacam itu bukan saja mencederai demokrasi, tetapi juga pengingkaran terhadap semangat kebangsaan yang menjadi roh perjuangan partainya.

Meski tidak diragukan kepakarannya dalam berpolitik, namun Hasto jarang memposisikan dirinya sebagai pusat diskusi. Hasto membiarkan diskusi mengalir tanpa “intervensi”. Hasto memberikan kesempatan yang sama kepada teman-teman diskusinya, tanpa membedakan senioritas maupun kedekatan pribadi. Sepanjang usulan atau tema yang dibahas cukup relevan dan menarik, pasti akan ditanggapi secara proporsional. Bahkan tidak jarang menjadi “keputusan” untuk kemudian ditindaklanjuti.

Sikap low profile Hasto juga tercermin dari caranya menerima tamu- di luar kelompok diskusinya. Hasto tetap akan menerimanya di ruang diskusi, tidak akan membawa tamunya ke ruang khusus- sekali pun tamunya memiliki jabatan publik cukup mentereng.

“Bicara di sini saja,” ujar Hasto kepada tamu “istimewanya”.       

Diskusi di rumah Hasto ibarat proses pengkaderan bagi politisi-politisi yang tengah mencari pijakan.  Namun ada syarat tidak tertulis yang harus Anda patuhi : semangat keberagaman. Jika anti keberagaman, tipe orang yang suka memaksakan kehendak pada satu warna tertentu, sebaiknya jauhi ruang-ruang diskusi di rumah Hasto.

Salam @yb     

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun