Keberanian Ganjar "mendikte" Megawati agar juga melihat hasil survei dalam memilih capres yang akan diusung cukup mengejutkan. Pernyataan Ganjar seperti membenarkan serangan Ketua DPD PDIP Jawa Tengah Bambang "Pacul" Wuryanto bahwa Ganjar memiliki tim medsos yang bertugas menaikkan elektabilitas, lalu dengan modal elektabilitas tinggi berharap dapat rekomendasi nyapres dari partai.
Dari asumsi di atas, kita melihat pernyataan Ganjar tentang kesiapannya menjadi capres bukan ditujukan kepada PDIP melainkan Koalisi Indonesia Bersatu (KIB). Hal ini sekaligus mengkonfirmasi lahirnya KIB yang dihuni partai Istana yakni Golkar, PPP dan PAN, semata untuk sekoci Ganjar.
Ada tiga indikasi yang dapat dijadikan alas argumennya.
Pertama, saat ini anggota KIB rajin mengkampanyekan Ganjar di media massa, bahkan sampai memasang advertorial yang harganya puluhan juta. Sesuatu yang aneh karena Ganjar bukan kader PAN maupun PPP.
Meski hal ini masih bisa diperdebatkan karena bisa saja PAN dan PPP sekedar berburu coattail effect, namun sulit menyangkal adanya upaya mendorong Ganjar agar "lebih berani" bersikap tanpa harus menunggu sign dari PDIP. Â
Kedua, saat namanya masuk dalam penjaringan Nasdem, bahkan sampai dideklarasikan oleh PSI, Ganjar tidak pernah mengkonfirmasi kesiapannya menjadi capres.
Ketiga, kegagalan safari politik Ketua DPP PDIP Puan Maharani, terutama saat melobi Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto terkait skenario 2 capres seperti yang pernah didengungkan Hasto.
Dari pernyataan Airlangga usai pertemuan, KIB sepertinya tetap akan mengusung Airlangga dengan Ganjar sebagai wakil. Respon Puan yang mengatakan partainya siap berkontestasi dengan Golkar di 2024 dapat menjadi alas argumennya.
Terlebih setelah itu langsung digelar pertemuan di Istana Batutulis antara Megawati dengan Presiden Jokowi. Tidak seperti biasanya, Hasto secara terang-terangan menyebut dalam pertemuan Batutulis selama 2 jam ikut dibahas persoalan politik 2024.
Kesiapan Ganjar menjadi capres memberi "tamparan keras" kepada Megawati. Terlebih upaya menaikkan pamor Puan masih digencarkan. Meski lambat, elektabilitas ketua DPR itu terlihat mulai merangkak.
Jika benar kesiapan Ganjar karena buaian KIB, maka ini menjadi PR serius bagi Megawati. Fakta menunjukkan, sulit bagi Megawati mengikuti kemauan kadernya yang telah keluar jalur. Megawati justru tidak pernah ragu-ragu memecat kader hebat yang dianggap mbalelo seperti Rustriningsih, Roy BB Janis, dan lain-lain.