Mohon tunggu...
Yon Bayu
Yon Bayu Mohon Tunggu... Penulis - memaknai peristiwa dari sudut pandang berbeda | menolak kampanye kebencian atas nama agama

memaknai peristiwa dari sudut pandang berbeda | menolak kampanye kebencian atas nama agama

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Harap-harap Cemas Menunggu Hasil Lawatan Jokowi ke Ukraina dan Rusia

2 Juli 2022   17:48 Diperbarui: 2 Juli 2022   20:15 230
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Presiden Jokowi menjura kepada Presiden Putin. Foto: AFP/Kompas.com

Namun mengapa Putin malah lebih senang membahas tentang investasi di Indonesia sehingga seolah kedatangan Jokowi sebatas kunjungan bilateral biasa? Sekali lagi, pemikiran ini muncul dari pemberitaan media-media di Indonesia di mana tidak ada pernyataan bersama, minimal dari Putin, terkait misi perdamaian yang dibawa Jokowi.

Terlebih, Rusia juga terus meningkat serangan ke Ukraina saat dan selepas kunjungan Jokowi.

Timbul pertanyaan, mengapa hal itu  terjadi demikian? Pesan apakah yang dititipkan Zelensky kepada Jokowi untuk disampaikan kepada Putin?

Kremlin mengonfirmasi pesan yang dibawa hanya sebuah pesan lisan. Dari jawaban ini, kita masih menaruh harapan, pesan itu tetap memiliki nilai diplomasi dalam konteks perdamaian sekali pun tidak tertulis.

Namun pernyataan dari Kiev justru membuat kita bingung. Juru Bicara Kepresidenan, Sergey Nikiforov mengatakan, jika pemimpin Ukraina ingin menyampaikan pesan kepada seseorang, maka akan dilakukan melalui pidato publik.

Ternyata setelah kunjungan Jokowi, hingga hari ini, Zelensky tidak memberikan pidato politik terkait pesan yang dititipkan kepada Jokowi.

Dari sini kita akhirnya berkesimpulan, Presiden Jokowi tidak membawa kerangka (roadmap) perdamaian. Jokowi baru sebatas tampil sebagai pemimpin yang menegaskan posisinya netral. 

Dengan bahasa lain, kepergian Jokowi ke Ukraina dan Rusia hanya untuk menyampaikan undangan pertemuan G20 2022 di Indonesia. Tidak lebih.

Jika benar demikian, tentu sangat disayangkan. Mudah-mudahan setelah ini ada tindaklanjut secara konkret oleh Kementerian Luar Negeri sehingga kunjungan Presiden Jokowi tidak sia-sia.

salam @yb

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun