Kemiskinan dan pengangguran meningkat tajam, belum lagi ancaman resesi sebagai dampak pertumbuhan ekonomi global maupun domestik yang minus. Ini tentu  bukan lanskap yang indah untuk membangun mercusuar pribadi, terlebih menggunakan uang rakyat.
Mungkin masih bisa dimengerti bila pembangunan Museum dan Galeri SBY-ANI menggunakan dana yayasan, atau dana pribadi SBY dan keluarganya. Kelak setelah ekonomi stabil, pemda dapat mengucurkan bantuan untuk perawatan dan mungkin menambah koleksi yang belum ada.
Tanpa mengurangi rasa hormat kepada SBY, alangkah bijak jika Yudhoyono Foundation menolak dulu dana hibah yang telah dianggarkan dalam APBD Pacitan.
Percayalah, dibangun sekarang atau pun 2-3 tahun mendatang tidak mengurangi- tidak menggerus, jasa dan kebesaran SBY.
Jangan berdalih Yudhoyono Foundation tidak pernah meminta. Kita percaya secara normatif dan administratif, hal itu benar. Namun sebagai tokoh yang memiliki power, memiliki anak buah dan partai politik, sulit untuk membebaskan diri dari anggapan adanya kasak-kusuk di balik layar oleh pihak tertentu yang mungkin saja dilakukan tanpa sepengetahuan SBY.
Jangan sampai tujuan mulia justru akhirnya menjadi bahan pergunjingan publik, apalagi dikaitkan dengan hal-hal yang dapat mendistorsi ketokohan SBY. Â Â Â
Salam @yb
Baca juga : Utang Swasta, Susi Pudjiastuti dan Frankfurt Agreement
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H