Padahal pengajuan rancangan anggaran gila-gilaan sudah terjadi setiap tahun sejak gubernur-gubernur sebelumnya. Lucunya, yang memanfaatkan justru pihak yang menjadi bagian dari proses tersebut.
Jokowi, juga Badan Intelijen Negara (BIN) sudah "membaca" hal itu. "Dukungan" terhadap candaan Jokowi yang dilakukan Kepala BIN Budi Gunawan, tentu bukan kebetulan. Kita membacanya sebagai grand design untuk mencegah terjadinya polarisasi yang semakin tajam.
Mengapa Sandiaga Uno? Apakah candaan Jokowi justru bukan  untuk memecah pendukung Anies mengingat keduanya pernah berduet  pentas Pilgub DKI 2017 lalu?
Sebagai sebuah kemungkinan, tentu tidak dinafikan. Tetapi jika benar tujuannya seperti diurai di atas, pendapat demikian tidak memiliki pijakan. Bukankah potensi Anies kembali berduet dengan Sandiaga Uno di level lain, semacam pilpres, masih terbuka bahkan peluangnya lebih besar dibanding kemungkinan mereka akan berhadapan sebagai lawan?
Presiden Jokowi tentu tidak ingin progran pembangunan yang telah dicanangkan diganggu dengan aksi-akasi turun ke jalan seperti di masa pemerintahannya yang pertama.Â
Kengototannya menarik Partai Gerindra ke istana, di tengah penolakan dari partai-partai pendukungnya, dapat dibaca sebagai keinginan untuk mendinginkan pentas politik dari isu-isu kontraproduktif karena akhirnya mengganggu program pemerintahannya.
Jika kader-kader PDIP di level bawah dapat membaca hal itu, Jokowi tidak perlu sampai mengeluarkan candaan kepada Sandiaga.
Salam @yb
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H