Mohon tunggu...
Yon Bayu
Yon Bayu Mohon Tunggu... Penulis - memaknai peristiwa dari sudut pandang berbeda | menolak kampanye kebencian atas nama agama

memaknai peristiwa dari sudut pandang berbeda | menolak kampanye kebencian atas nama agama

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Mengapa Petrus Tidak Mendorong Pemakzulan Jokowi?

3 Januari 2020   13:02 Diperbarui: 3 Januari 2020   14:07 2193
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Petrus Selestinus. Foto: Antaranews/Riza Harahap 

Bagaimana dengan di masa Anies? Tahun 2018 jumlah pengungsi akibat banjir mencapai 15.627 orang. Tahun 2019 jumlahnya 2.942 orang dan di 2020 sekarang ini jumahnya mencapai 31.232 pengungsi. Masih butuh waktu 3 tahun lagi untuk mendapatkan angka berapa jumlah pengungsi di akhir pemerintahan Anies.

Dari data-data itu, mengapa dulu Petrus tidak mendorong Ahok dimakzulkan?

Menurut BNPB, sejak 1 Januari hingga 23 Desember 2019 pukul 10.00 WIB, terjadi 3.721 bencana alam di seluruh Indonesia. Mengapa Petrus tidak mewacankan impeach terhadap Presiden Jokowi?

Pemotongan anggaran tidak bisa dijadikan alasan, terkecuali diselewengkan untuk kepentingan pribadi atau menguntungkan pihak lain. Hal itu terkait kebijakan, skala prioritas dan model atau cara pendekatan terhadap suatu masalah. Jika anggaran sebelumnya sangat besar, tidak sertamerta menjadi salah manakala penerusnya tidak lagi mengadopsi atau menganggarkan sebesar pendahulunya.

Jika masih ada anggaran yang tidak terpakai, itu bukan kejahatan, apalagi digunakan sebagai pintu pemakzulan. Serapan rendah anggaran bukan hanya terjadi di masa Anies, tapi juga pemimpin lainnya, termasuk Ahok. Silakan lihat serapan anggaran APBD DKI tahun 2015 dan 2016.

Mengapa kita sangat sulit untuk tidak mengaitkan bencana dengan kepentingan politik kelompoknya? Mengapa tidak melokalisir kritik hanya pada persoalan yang ada? Sungguh miris ketika melihat politisi, seorang tokoh, meletakkan kepentingan pribadi, golongan, bahkan mungkin agamanya, di atas kepentingan yang lebih besar.

Salam @yb

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun