Mohon tunggu...
Yon Bayu
Yon Bayu Mohon Tunggu... Penulis - memaknai peristiwa dari sudut pandang berbeda | menolak kampanye kebencian atas nama agama

memaknai peristiwa dari sudut pandang berbeda | menolak kampanye kebencian atas nama agama

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

3 Faksi Terduga Penumpang Gelap Kubu Prabowo

10 Agustus 2019   16:40 Diperbarui: 10 Agustus 2019   16:43 2696
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Prabowo Subianto bersama Amien Rais. Foto: Ist

Kemesraan Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto dengan Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri menimbulkan friksi baru. Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Sufmi Dasco Ahmad menyebut, kemesraan itu bagian dari upaya untuk mengagetkan penumpang gelap.

Keputusan Prabowo merapat ke kubu Joko Widodo, rivalnya di Pilpres 2019, menuai tanggapan beragam. Bukan hanya penolakan dari koalisi pendukung Jokowi - Ma'ruf Amin, terutama Nasdem, PKB, Golkar dan PPP karena kuatir akan mengurangi jatah kursi menteri bagi mereka, namun juga dari pendukung Prabowo - Sandiaga Uno.

Terlebih kemudian Prabowo menjalin komunikasi intensif dengan PDIP. Setelah berkunjung ke kediaman Megawati, Prabowo pun menghadiri undangan pembukaan Kongres PDIP di Sanur, Bali. Banyak pendukung PRabowo yang kecewa dan merasa dikhianati. Militansi dukungan yang telah diberikan selama proses Pilpres 2019, seolah tidak dianggap sama sekali.

Menurut Dasco, penumpang gelap ini sempat memanasi Prabowo agar mengorbankan para pendukungya guna membuat negara rusuh. Hal itu membuat Prabowo kesal sehingga melakukan langkah politik tidak populer agar penumpang gelap di kubunya gigit jari.
Siapakah penumpang gelap yang dimaksud Dasco. Jika melihat peta kekuatan di kubu Prabowo, sedikitnya ada tiga faksi yang saling berebut pengaruh.

Faksi pertama dimotori Persaudaraan Alumni 212 yang dikomandoi Imam Besar FPI Habib Rizieq Shihab. Kelompok ini cukup dominan bahkan sempat "memaksa" Prabowo agar mengambil cawapres yang direkomendasi ijtima ulama. PKS dan PAN menjadi pendukung faksi ini.

Faksi kedua adalah kelompok moderat yang dibawa Partai Demokrat. Mereka menolak cara-cara yang digunakan PA 212, termasuk model kampanye yang dianggap mengedepankan politik identitas. Bahkan Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) sempat menginstruksi kadernya untuk tidak hadir dalam kampanye terbuka di GBK yang didahului dengan sholat subuh berjamaah.

Faksi ketiga merupakan kelompok lintas partai politik pendukung Prabowo -- Sandi dan PA 212 di mana Ketua Dewan Kehormatan PAN Amien Rais  menjadi panglimanya. Tetapi Amien Rais tidak pernah menggunakan PAN sebagai alat tawar, melainkan PA 212. Nyaris tidak ada keputusan PA 212 terkait isu politik selama Pilpres 2019, yang tidak diintervensi Amien Rais.

Hal itu sempat menbuat sejumlah pengurus PA 212 gerah dan mencoba keluar dari pengaruh Amien Rais. Gelaran Ijtima ulama dan pertemuan sejumlah pengurus PA 212 dengan Presiden Jokowi di Istana Bogor dapat dijadikan alas argumennya. Terbaru, juru bicara PA 212 Novel Bamukmin menyebut akan mempertimbangkan posisi Amien Rais sebagai Ketua Dewan Penasihat PA 212, meski hal itu kemudian dibantah oleh Ketua Umum PA 212 Slamet Ma'aruf.

Dengan mengendalikan PA 212 dan juga PAN, faksi Amien Rais memang cukup dominan di kubu Prabowo. Konon banyak keputusan Prabowo, termasuk dukungan pada aksi 21-22 Mei di kantor KPU dan Bawaslu, akibat pengaruh Amien Rais.

Lalu siapakah penumpang gelap di kubu Prabiowo? Dari ketiga kubu tersebut, faksi Amien Rais berada di urutan pertama. Amien Rais dan kelompoknya sering dianggap menggunakan Prabowo sebagai alat untuk mencapai tujuan politiknya sendiri.  Terlebih politikus Gerindra Andre Rosiade telah memastikan PA 212 bukan penumpang gelap. Sementara sulit untuk menyebut kubu SBY berada di posisi itu karena sejak awal justru paling keras menyebut adanya penumpang gelap di kubu Prabowo yang oleh Wasekjen Demokrat Andi Arief "setan gundul". 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun