Terlebih Ratna dikenal sebagai pendukung fanatik dan kenyang menghadapi caci-maki hingga penolakan di berbagai daerah. Wajar jika cerita Ratna langsung disimpulkan bertemali dengan peristiwa-peristiwa sebelumnya  Â
Ketiga, kuatnya dorongan atau hasrat untuk menjatuhkan lawan. Andai benar Ratna dikeroyok oleh tiga laki-laki, tentu menjadi tamparan luar biasa bagi kubu lawan sekali pun pengeroyokan tersebut tidak memiliki kaitan.Â
Katakanlah salah orang atau korban perampokan. Publik tetap akan menghubungkannya dengan aktivitas politik Ratna yang berseberangan dengan penguasa.
- Penulis termasuk yang ikut terpengaruh dan sempat membuat tulisan/video, meski penekanannya pada seruan agar kepolisian segera bertindak tanpa menunggu laporan karena "peristiwa" tersebut bukan delik aduan. Namun setelah menemukan beberapa kejanggalan, sebagai bentuk penyesalan, video tersebut sudah dihapus dari laman Youtube sebelum digelarnya jumpa pers oleh kepolisian maupun Ratna Sarumpaet.
Kini setelah kebohongan terkuak, tidak ada jalan lain bagi bagi kubu Prabowo-Sandiaga kecuali mengeluarkan Ratna dari Badan Pemenangan Nasional. Keinginan tersebut juga sudah disuarakan PAN dan Demokrat sebagai bagian koalisi pengusung Prabowo-Sandiaga.Â
Jika ingin lebih jauh, tim Prabowo harus tega hati untuk melaporkan Ratna Sarumpaet ke pihak berwajib.Â
Ini sebagai strategi menjegal lawan, yang telah mempolisikan Prabowo hingga Amien Rais karena dianggap menyebarkan hoaks. Artinya, dalam kasus ini Prabowo cs menjadi korban dari kebohongan Ratna Sarumpaet.
Terlepas dari strategi mana yang akan diambil, namun haram bagi kubu Prabowo untuk menciptakan "setan" kedua yakni kontra kebohongan dengan menciptakan kisah baru seolah-olah Ratna telah masuk perangkap yang diskenariokan lawan.Â
Gamblangnya, ada orang yang mengendalikan Ratna untuk melakukan hal itu. Sebab hanya akan melegitimasi kebohongan sebagai jalan perjuangan. Boleh saja berdalih, banyak politisi yang melakukannya. Bahkan janji-janji politik sendiri merupakan kebohongan sistematis karena jarang sekali direalisasikan.Â
Jika pun ada yang melaksanakan, prosentasenya sangat kecil. Tetapi kebohongan yang ciptakan Ratna Sarumpaet terlalu fatal, melukai demokrasi dan moral masyarakat sehingga tidak layak untuk "dibersihkan" dengan menciptakan kontra kebohongan.
salam @yb
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H