Posisi dukungan terhadap Prabowo, menjadi simalakama bagi SBY. Diteruskan hanya akan menambah luka meski jika mau mungkin juga bisa mendapat "bagian" dengan alasana untuk menggerakkan mesin partai plus power sharing jika kelak Prabowo memenangi kontestasi. Tetapi  menarik dukungan, hanya akan menjadi bahan tertawaan publik terkait pernyataan dukungan tulus tanpa syarat.
Di sisi lain, sejak awal, SBY terlihat tidak ada niatan mendukung Jokowi. Dari beberapa pertemuan yang terekspose media, SBY mendatangi Jokowi hanya kala ada masalah seperti ketika merebak tudingan adanya "atensi" SBY terhadap gerakan makar dan aksi Bela Islam 212. Juga ketika AHY di-bully usai "diminta" SBY mundur dari kesatuan TNI untuk mengikuti Pilgub DKI Jakarta 2017.Â
AHY juga terlihat beberapa kali merapat ke Istana namun Jokowi enggan menanggapi, bahkan menyodorkan Gibrang Rakabuming Raka dengan sajian gudek sebagai simbol jika AHY masih terlalu "hijau".Â
Ketika SBY terlihat hendak merapat ke Istana dan AHY "berteman" dengan Gibran, tekanan di media sosial pun berkurang. Apakah berarti yang selama ini mem-bully AHY pendukung Jokowi? Tentu tidak hitam-putih seperti itu.
Apakah benar SBY menghabiskan waktu setahun untuk melobi Jokowi, dengan beberapa pertemuan tak terekspose? Kelak Jokowi bisa membeber dengan cantik pernyataan SBY ini. Mungkin lewat biografi setelah tidak menjabat lagi. Sebab jika hanya satu atau paling banyak dua kali, masih mungkin.
Namun cukup muskil jika sampai "beberapa kali" pertemuan di luar tanpa terekspose media. Keduanya tokoh yang memiliki banyak "mata dan telinga" sehingga sulit untuk menyimpan adanya "banyak" pertemuan tanpa bocor ke publik, setidaknya di internal PDIP. Bukankah selama ini tidak ada suara sumbang terkait "pertemuan-pertemuan" SBY dengan Jokowi tanpa sepengetahuan publik (baca: kader PDIP).
Lebih meyakinkan jika pernyataan tersebut bagian dari psy war dan alas mengapa dirinya "akhirnya" memilih Prabowo.
Lalu apa alasan SBY tidak mau mendukung Jokowi?
Pertama, terkait pride. SBY mantan presiden dua kali yang mestinya "dituakan". Meski Jokowi sekarang juga presiden, tetapi senioritas dalam budaya Jawa mengharuskan Jokowi yang sowan kepada SBY.Â
Nyatanya Jokowi belum pernah melakukan hal itu. Bahkan dalam pernyataan SBY terkait beberapa kali pertemuan dengan Jokowi, tidak ada "rasa" pertemuan yang dilakukan di rumah SBY. Padahal Jokowi sudah berkunjung ke rumah Prabowo yang jelas-jelas rivalnya.
Kedua, hubungannya dengan Megawati. SBY merasa saat berkuasa dirinya sudah beberapa kali mengundang Megawati ke Istana, termasuk memberikan gelar Pahlawan Nasional kepada Bung Karno yang diterima Megawati. SBY juga sudah menyambangi kediaman Megawati saat melayat almarhum Taufik Kiemas.