Mohon tunggu...
Yon Bayu
Yon Bayu Mohon Tunggu... Penulis - memaknai peristiwa dari sudut pandang berbeda | menolak kampanye kebencian atas nama agama

memaknai peristiwa dari sudut pandang berbeda | menolak kampanye kebencian atas nama agama

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Menunggu Strategi Jokowi Ladeni Jurus Pamungkas Amien Rais

31 Mei 2018   14:20 Diperbarui: 1 Juni 2018   00:13 1597
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Presiden Joko Widodo. Foto: KOMPAS.com/Wisnu Widiantoro

Ketua Dewan Kehormatan Partai Amanat Nasional (PAN) mengeluarkan jurus pamungkas untuk memojokkan Presiden Joko Widodo. Undangan Amien Rais menjadi buah simalakama bagi Jokowi. Datang salah, tidak datang bisa berbuah cibiran karena dianggap hanya mau berkunjung ke tokoh-tokoh yang "sealiran".

Kritik deras Amien Rais nyaris berbalik kala "meramal" Jokowi akan dilengserkan oleh Allah. Amien menganggap beberapa kebijakan pemerintah---yang disebutnya blunder,  sebagai pertandanya.  Tak pelak, pendapat Amien Rais yang diucapkan sambil menujuk gambar Presiden di acara Rakornas Persaudaraan Alumni (PA) 212 tersebut menuai banyak kritik.

Bukan hanya dari politisi di lingkar Istana, termasuk Ali Mochtar Ngabalin yang kini bergabung di Kantor Staf Presiden, namun juga datang dari pemuka-pemuka agama, termasuk Muhammadiyah.

Amien pun berupaya keras memoles pernyataanya dengan menyebut semua keputusan akhir, termasuk hasil kontestasi Pilpres 2019 kelak, ada pada Allah.  Tetapi Amien paham, penjelasan normatif itu sulit diterima. Cap dirinya mendahului kehendak Tuhan sulit dilepas. Dalam kondisi terpojok, Amien pun menutup kontroversinya dengan jurus pamungkas:  mengundang Jokowi ke rumahnya!

Amien mengaku sejak sebulan terakhir sudah ada pihak-pihak yang mencoba mempertemukan dirinya dengan Jokowi. Namun Amien menolak jika pertemuan dilakukan di Istana karena bisa menimbulkan spekulasi dirinya (sudah) mendukung  Jokowi. "Kan begini, nanti dijungkirbalikkan. '(Seolah) Amien Rais sudah sowan ke Istana, dapat apa dia'?" ujar Amien seperti dikutip dari KOMPAS.com.

Undangan Amien Rais tidak berlebihan mengingat selama ini Jokowi memposisikan diri sebagai pejabat yang tidak alergi datang ke rumah rakyatnya. Jokowi juga tidak pilih-pilih. Suatu hari datang ke rumah warga di gang sempit, lain kali mendatangi rumah kyai sepuh. Jokowi tidak sungkan-sungkan menggendong anak-anak Papua, tidak pula jaim kala momong cucu.

Jokowi juga rajin berkunjung ke tokoh-tokoh sepuh semisal Solihin GP. Dalam konteks ini, Amien Rais cukup punya modal untuk minta dikunjungi karena selain lebih tua, juga tokoh politik yang memiliki pengalaman segudang. Mantan Ketua MPR ini terlibat langsung dalam upaya pelengseran Presiden Soeharto dan juga Abdurrahman Wahid sekaligus mendudukkan Megawati Soekarnoputri sebagai Presiden ke-5.

Jadi tidak ada alasan Jokwi menolak undangan Amien Rais. Terlebih Amien melengkapi jurusnya dengan kiasan tidak perlu waktu khusus, cukup mampir kala sedang pulang kampung karena faktanya rumah Amien Rais di Yogyakarta memang hanya "selemparan batu" dari rumah Jokowi di Solo, atau menyisihkan waktu kala tengah kunjungan kerja ke daerah Jawa Tengah. 

Amien mengunci undangannya dengan "tidak perlu waktu lama, cukup 20 menit, tidak pakai acara makan-makan" sehingga alasan Jokowi sibuk untuk menghindari undangan itu tidak cukup kuat. Bahkan bisa menjadi amunisi baru bagi Amien Rais untuk kembali menyerang Jokowi dari sisi personal.

Menarik untuk menunggu strategi Jokowi untuk menangkis jurus mematikan Amien Rais.  Tokoh PDIP Maruarar Sirait termasuk yang mendukung jika Lebaran nanti terjadi silaturahmi antara Jokowi dengan Amien Rais.

Tentu Jokowi sangat paham, berkunjung ke rumah Amien Rais berpotensi menimbulkan "gugatan" dari kalangan pendukungnya sendiri sebagaimana langkahnya mendekati kubu Habib Rizieq Shihab. Tetapi jika mudaratnya lebih besar demi persatuan bangsa seperti sering dikemukakan, mengapa takut menghadapi kritik dari pendukungnya?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun