Mohon tunggu...
Yon Bayu
Yon Bayu Mohon Tunggu... Penulis - memaknai peristiwa dari sudut pandang berbeda | menolak kampanye kebencian atas nama agama

memaknai peristiwa dari sudut pandang berbeda | menolak kampanye kebencian atas nama agama

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Jika Gatot Jadi "Anak Macan," Jokowi Gunakan Plan B

2 Oktober 2017   06:54 Diperbarui: 2 Oktober 2017   10:09 6777
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo saat menjadi pembicara di Fraksi PKS DPR RI. Foto: Antara

Kedua, ada upaya secara sistematis untuk merusak hubungan Gatot dengan Jokowi. Masih ingat saat Presiden Megawati Soekarnoputri akhirnya tergelincir karena dipanasi soal elektabiitas Susilo Bambang Yudhoyono yang saat itu masih menjabat Menko Polhukam? Pola ini yang tengah dipraktekkan agar terjadi rivalitas antara Jokowi dan Gatot. Model ini dipakai karena Amien Rais dan "komplotannya" sudah menduga Jokowi akan menggandeng Gatot sebagai cawapres pada Pilpres 2019.                

"Permainan" PKS, juga Amien Rais terlalu hitam-putih, mudah ditebak, sehingga Jokowi pun pasti dengan mudah melakukan counter. Namun tidak demikian dengan Jenderal Gatot. Mulai ada kekuatiran di kubu Jokowi, Gatot tidak tahan terhadap godaan itu sehingga berubah menjadi "anak macan". Jokowi yang sudah kepincut dengan sikap blakasuta Gatot dan mulai mempertimbangkan kemungkinan wapres di periode keduanya, pun menyiapkan plan B.

Plan B terdiri dari dua bagian. Pertama tidak memberikan posisi usai Gatot pensiun, April 2018 mendatang. Jokowi juga akan mengambil penggantinya dari matra lain, Angkatan Laut atau bahkan Angkatan Udara dengan alasan giliran. Sebagai Panglima Tertinggi, Presiden Jokowi memiliki opsi untuk menggilir jabatan Panglima TNI. Siapa pengganti Gatot akan sangat ditentukan oleh hal ini.

Kedua, menawari Gatot menjadi duta besar negara sahabat. Dengan sendirinya pamor Gatot akan redup karena jauh dari hiruk-pikuk politik dalam negeri. Jika menolak, Gatot tidak akan bisa mengulang pola yang dipakai SBY- sebagai pihak teraniaya, karena faktanya Jokowi masih memberikan tempat terhormat.

Salam @yb

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun