Presiden Joko Widodo ikut patah hati gegara penyanyi cantik Raisa Andriana menikah dengan Hamish Daud? Ini pertanyaan nakal khas gosip infotaiment. Tetapi menjadi persoalan serius jika mengingat intensitas Jokowi menyebut nama Raisa di forum-forum resmi. Mungkinkah memiliki makna atau pesan tersembunyi?
Dari pemberitaan Kompas.com yang kemudian dijadikan rujukan tulisan ini, sejak Raisa menikah pada 3 September 2017, sedikitnya sudah dua kali Presiden Jokowi "mengulas" tentang Raisa. Pertama saat memberikan orasi ilmiah di acara peringatan Dies Natalies Universitas Padjadjaran ke -- 60, di Bandung pada 11 September. Saat itu Jokowi memberitahukan banyak komplain dari nitizen karena Raisa dinikahi Hamish Daud yang berpaspor Australia. Menurut nitizen- setidaknya seperti itu yang disampaikan Jokowi, pernikahan Raisa berarti berpindahnya aset Indonesia ke tangan asing. Meski Jokowi mengaitkan dengan pernikahan Laudya Cinthya Bella yang dinikahi Engku Emran, pengusaha Malaysia, tetapi tidak bisa mengalihkan fokus perhatian  pada sosok Raisa.
Kedua, Jokowi kembali menyebut nama Raisa dengan lebih personal saat menyampaikan pidato pada acara talkshow ekonomi bertema "Ekonomi Baru di Dunia Digital" di Plennary Hall Jakarta Convention Center, Senayan Jakarta, Rabu 20 September kemarin. Berbeda dengan penyebutan saat Dies Natalies Unpad, kali ini penyebutan nama Raisa memiliki konteks dengan tema yang tengah dibahas. Menurut Jokowi, perkembangan teknologi mampu mengubah perilaku manusia. Jokowi lantas mengulas foto dirinya dengan Raisa saat acara memperingati Hari Musik Nasional di Istana Negara, 8 Maret lalu.
Masih menurut Jokowi, foto mana Raisa tengah menatap dirinya, menjadi trending di media sosial.  Jokowi lantas berseloroh, saat Raisa menatap dirinya saja bisa trending, apalagi jika dirinya yang menatap Raisa. Mungkin lebih trending lagi kalau saya yang memandang dia, ungkap Jokowi disambut tawa  seisi ruangan.
Kebiasaan Presiden Jokowi bersikap atau berucap lucu di luar konteks yang dibawakan bukan hal baru. Jokowi bahkan bisa meledek anak-anak atau siapa saja yang kebetulan satu panggung panggung. Jokowi bukan tipe pejabat yang suka jaim- jaga imej, agar terlihat berwibawa. Guyonan Jokowi begitu mengalir dan seringkali menjadi obat mujarab untuk mencairkan suasana yang semula tegang dan kaku karena hadirin harus mematuhi standar protokoler kepresidenan yang sudah baku dan kaku.
Tetapi terkait "guyonan" soal Raisa, Presiden Jokowi terkesan tidak sedang melucu. Saat pidato di Unpad, Presiden Jokowi sempat melirik teks pidatonya sehingga diyakini tema tentang Raisa sudah "diagendakan", bukan spontanitas untuk mencairkan suasana. Meski jika ditarik-tarik memiliki kaitan karena Bandung dianggap sebagai Kota Kreatif, sebagaimana dikatakan presenter Muhammad Farhan saat berkunjung ke Istana dan menanyakan maksud "joke" tentang Raisa tersebut, namun tetap saja tidak sesuai dengan konteks pidatonya.
Demikian juga saat menyebut nama Raisa di acara talkshow ekonomi di Senayan. Jika hendak dikaitkan dengan perubahan teknologi yang sangat cepat yang tengah diulas, apa hubungannya foto dirinya dengan Raisa? Apakah Jokowi yang kreatif, Raisa yang pandai memanfaatkan momentum ataukah sang fotografer  yang tepat mengabadikan momen sehingga sehingga foto "Raisa Menatap Jokowi" menjadi  trending? Berapa kali Jokowi melihat foto itu sehingga sangat yakin- sekedar tidak menyebutnya gede rumongso, Raisa yang menatap dirinya, bukan sebaliknya?
Presiden Jokowi tentu tidak sembarang ketika memilih Raisa sebagai "bantalan" candaannya agar gagasan dan konsep yang dipaparkan mudah dipahami audiens. Raisa adalah sosok penyanyi yang memiliki kharisma dan keanggunan sehingga tidak salah jika menjadi figur yang banyak dipuja kaum laki-laki, juga perempuan. Tetapi tetap saja kita tergelitik dengan intensitas Presiden Jokowi menyebut Raisa. Ada apa dengan Presiden Jokowi?
salam @yb
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H