Terkait tanggapan Kompasianer Daniel H.T. terhadap tulisanku berjudul “Mengapa Teman Ahok Cari Dana di Singapura?” dengan ini aku memberikan penjelasan.
Pertama, yang membesar-besarkan kasus ini justru Teman Ahok sendiri melalui serangkai tweet di Twitter bertagar save Amalia Richard (#saveAmaliaRichard). Mereka bahkan mengancam akan mendatangi Kedutaan Besar Singapura dengan seluruh kekuatan Teman Ahok. Sepanjang malam itu kebetulan aku mengikuti perkembangan beritanya sehingga tahu alurnya.
Kedua, kejadian di Bandara Singapura menjadi menarik karena sebelumnya terjadi ‘perang’ antara pemilik akun @kurawa Rudy Valinka- salah satu pendukung Ahok, dengan para punggawa Majalah Tempo. Dalam tweetnya, punggawa Tempo menggunakan tagar kode (#kode) di mana salah satunya menyinggung soal sesuatu terkait transaksi di Singapura. Selengkapnya silahkan dibaca https://twitter.com/BudiSetyarso/status/734945320119898112
Jadi tidak ada kaitannya dengan Pilpres 2014, apalagi Obor Rakyat. Jika jeli, sebenarnya Daniel H.T. bisa melacak dulu identitasku karena akun ini menggunakan nama asli (selengkapnya yon bayu wahyono). Silahkan dibuka tulisan-tulisanku sebelumnya. Tapi karena aku baru aktif di Kompasiana sejak akhir tahun 2015 lalu, meski akun ini aku buat sejak Desember 2012, maka silahkan telusuri akun facebook atau twitterku yang juga menggunakan nama yang sama, bahkan akun facebook aku cantumkan di bagian profil Kompasiana. Silahkan dibaca postinganku terkait Pilpres 2014 lalu.
Jika tidak mau cape-cape, aku berikan satu link yang terhubung ke akuN facebookku yang bisa sedikit menjelaskan sikap politikku saat pilpres kemarin https://www.facebook.com/permalink.php?story_fbid=708719465863112&id=100001751961350
Itu salah satu untungnya hidup di zaman sekarang, yang jauh berbeda dengan saat aku muda dulu. Rekam jejak kita tetap bisa dilacak karena terdokumentasi dengan baik. Kalau pun diubah, ada tanggal editnya sehingga tidak mungkin bisa berbohong. Jadi, andai sekarang aku mengatakan, aku “berdarah-darah” membela Jokowi dari segala fitnah nan keji dan kehilangan banyak penggemar novel-novelku (aku tidak mau menyebutkan jumlahnya karena mungkin akan dianggap sombong), aku punya buktinya.
Dan ketika sekarang aku mengatakan tetap menjadi pendukung Jokowi, aku juga punya buktinya. Itu sebabnya dalam beberapa bulan terakhir aku rajin memberikan kritik jika ada kebijakan Jokowi yang menurutku agak melenceng dari harapanku sebagai pendukungnya. Sebab aku bukan pendukung buta, bukan pendukung sosoknya, tapi pendukung cita-citanya, pendukung kebijakan yang pro rakyat.
Ketiga, kalimatnya tidak nyambung dengan sebelum dan sesudahnya.
Kalimat asli :
Hal ini sangat menarik karena jika memang demikian, pihak-pihak di luar Teman Ahok sebenarnya sudah mencium adanya grand design untuk memasukan dana dalam jumlah fantastis ke Jakarta dengan menyamarkannya melalui sebuah kegiatan. Desas-desus terkait dana dari Singapura ini sudah menjadi perbincangan publik sejak beberapa bulan lalu bersamaan dengan munculnya isu 9 Naga pendukung Ahok yang bermarkas di Singapura.
Bukankah tidak ada yang protes ketika usai acara pihak panitia langsung mengumumkan pihaknya berhasil ,menggalang dana sekian puluh miliar?