mahasiswa. Serta banyak sekali kegiatan yang bermanfaat untuk mengembangkan bakat dan minat diri.
Dalam ruang lingkup dunia perkuliahan banyak hal yang dapat dilakukan seperti belajar dan mengikuti kegiatan-kegiatan yang dilakukan dalam kampus untuk dapat menambah wawasan dan pengalamanNamun, tidak semua mahasiswa memiliki pemikiran seperti yang sama, terdapat beberapa mahasiswa yang beranggapan bahwasanya mengikuti kegiatan atau organisasi kampus akan membuang-buang waktu mereka dan mengganggu tujuan awal kuliah yaitu untuk belajar dan lulus dengan nilai memuaskan.
Membagi waktu antara organisasi dengan perkuliahan bukan lah hal yang mudah terlebih lagi terlalu banyak mengambil peran dalam berorganisasi. Hal inilah yang menyebabkan terbentuknya mahasiswa kuliah pulang (kupu-kupu) dan mahasiswa kuliah rapat (kura-kura).
Namun, dengan keikutsertaan mahasiswa dalam menjalankan organisasi individu sebagai mahasiswa akan mendapatkan sebuah pengalaman bagaimana cara berorganisasi, bagaimana harus bersikap dengan anggota organisasi, dan bagaimana harus bersikap dengan orang yang lebih tinggi jabatannya dengan kita, organisasi juga dapat membantu kita dalam public speaking sehingga lancar dalam berbicara dan berbahasa, dan dapat mengatur time management yang baik.
Namun, pengalaman seperti ini juga bisa kita dapatkan di luar kegiatan kampus, mungkin seperti inilah yang dipikirkan mahasiswa kupu-kupu, mereka memilih tidak mengikuti kegiatan didalam kampus dan memilih mengikuti kegiatan diluar kampus, atau hanya bersantai dan tidak mengikuti kegiatan apapun karena mereka hanya memfokuskan diri untuk belajar.
Munculnya istilah mahasiswa kuliah pulang dengan mahasiswa kuliah rapat, dalam dunia perkuliahan disebabkan karena mahasiswa belum berminat dalam ikut serta organisasi, karena belum menemukan adanya organisasi yang cocok sesuai bakat dan minatnya.
Namun, mereka berpendapat bahwa organisasi adalah tempat untuk melatih skill dan kemampuan dalam lingkup sosial maupun pribadi, meskipun mereka tidak aktif di kampus mereka juga memiliki kegiatan diluar kampus yang sangat bermanfaat bagi mereka untuk melatih minat dan bakat mereka, jadi meskipun mereka tidak produktif di dalam kampus mereka masih bisa produktif di luar kampus.
( Informan 1, Veren Agcleoriva Putri, Angkatan 2022 )
Mahasiswa kuliah rapat beranggapan bahwa “ tidak salah menjadi kupu-kupu ( kuliah pulang ) karena mungkin saja mereka tidak aktif di dalam kampus tetapi aktif di kegiatan luar kampus, dengan menjadi kupu kupu bukan berarti mahasiswa itu anti-sosial atau jarang bergaul, bisa saja diluar kampus dia memiliki banyak pengalaman dalam berorganisasi yang melebihi kita, mahasiswa kupu-kupu juga memiliki waktu luang untuk belajar dan beristirahat bahkan dapat membantu orang tuanya dalam melakukan usaha ”, mahasiswa kura-kura juga selama mengikuti kegiatan banyak mendapatkan kemampuan kemampuan baru seperti cara berorganisasi, menyelesaikan masalah, dan mengembangkan soft skill dan hard skill, mereka juga dapat belajar untuk time management yaitu mengatur waktu untuk membagi antara waktu kuliah dengan kegiatan organisasi.
( Informan 2, Miralucyta Ruswanto, Angkatan 2022 )
“Dalam berorganisasi tentu ada sisi positif dan negatifnya. Ada kemungkinan besar jika tidak mengikuti organisasi di kampus, maka mahasiswa terlibat aktif dalam kegiatan diluar kampus. Misalnya, terlibat aktif di karang taruna, atau di tempat ibadahnya masing-masing, bisa juga ada mahasiswa yang memilih untuk membuka bisnis kecil-kecilan atau menjadi pekerja paruh waktu. Karena saya merasa terlalu sibuk dengan tugas kuliah atau pekerjaan lainnya, gabung dengan organisasi juga kan membutuhkan waktu dan energi tambahan, jadi hal tersebut menurutku akan jadi beban tambahan”
(Informan 3, Kevlin Alanta, Angkatan 2022 )
“Menurut pendapat saya sendiri, nggak ada yang salah dari mahasiswa yang hanya kuliah terus langsung pulang karena nggak semua mahasiswa memiliki jiwa sosialisasi yang tinggi, banyak juga mahasiswa lebih memilih untuk langsung pulang kerumah atau ke kosnya karena mereka lebih nyaman untuk tidak terlalu terlibat dengan mahasiswa lainnya tetapi bukan berarti mereka anti-sosial. Jadi menurut saya sih semua tergantung diri mahasiswanya.”